NEW UPDATE

Musibah dan Taubat Berjama’ah

Segala puji bagi Allah subhanahu wa ta’ala, Rabb semesta alam.
Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad shalallahu ‘alaihi wassalam, keluarga, para sahabat, dan orang-orang yang mengikuti beliau hingga akhir zaman.

Gempa 7,6 SR. menggunjang Sumatera Barat, pada Rabu 30 September 2009 sore hari. Sampai tulisan ini diturunkan lebih dari 200 jiwa meninggal dunia. Belum selesai rasa belasungkawa bangsa Indonesia dengan kejadian itu, gempa kembali menggunjang Jambi dan Bengkulu dengan kekuatan yang hampir sama, 7,0 SR. Semua warga yang mengalami musibah tersebut histeris, bingung, bahkan pingsan tak sadarkan diri.

Kejadian serupa juga belum lama lewat dari perasaan dan ingatan kita, gempa dengan kekuatan 7,5 SR. mengguncang Jawa Barat. Dari semua kejadian itu, kerugian materiil tidak terhitung jumlahnya, sangat besar sekali. Pemerintah pun akhirnya mengeluarkan anggaran untuk bencana dari APBN yang tidak sedikit.

Jika musibah itu menjauh dari kita, tentu anggaran bencana itu bisa dialokasikan untuk kebutuhan yang lain, hajat primer masyarakat yang masih sulit ekonominya, untuk membayar hutang dan tentu untuk membangun kembali Indonesia.

Bagaimana musibah itu bisa menjauh dari kita? Atau, agar kita menjadi negeri yang aman, damai dan terhindar dari bencana, apa yang perlu kita lakukan?

Semua jenis musibah yang terjadi adalah akibat kesombongan, kesalahan, dosa, dan kemaksiatan yang dilakukan manusia, bahkan karena perilaku manusia yang tidak menghiraukan aturan Tuhan.

Dari Abdullah bin ‘Amr bin Al-‘Ash menceritakan ketika turun surat Al-Zilzal (gempa), Abu Bakar sedang duduk terpaku kemudian menangis. Rasulullah saw. bertanya: “Apa yang menyebabkan engkau menangis wahai Abu Bakar? Ia menjawab: “Surat ini membuatku menangis” maka Rasulullah saw. bersabda: “Seandainya kalian tidak melakukan kesalahan dan tidak berdosa, dan Allah mengampuni kesalahan kalian, pasti Allah akan menciptakan umat lain yang bersalah dan berdosa, mereka bertaubat dan Allah menerima taubat mereka.” Ibnu Jarir

Abdullah bin Mas’ud berkata, Rasulullah saw. bersabda: “Hati-hati perilaku meremehkan dosa dan kesalahan, karena ketika dosa dan kesalahan berhimpun pada diri seseorang, dosa dan kesalahan itu akan menghancurkannya.” Imam Ahmad

Siapapun kita, apakah politisi, penyelenggara negara, wakil rakyat “yang hari kmrn, 1 Oktober 2009 dilantik”, pegiat media massa, artis, public figur, ulama, atau siapapun kita, hendaknya merenung dengan penuh kerendahan diri, bahwa ada “Kekuatan” yang Maha Dahsyat yang bisa berkehendak untuk menjadikan bumi, laut, gunung dan makhluk lain-Nya menunjukkan “ketidak senangannya terhadap manusia”, hanya dengan berfirman: “Kun Fayakun. Gempa, maka terjadilah gempa yang dahsyat.”

Ya, kesombongan, kesalahan, dosa, kemaksiatan yang dilakukan manusia, bahkan perilaku manusia yang tidak menghiraukan aturan Tuhan, menghalalkan segala cara menjadi penyebab terjadinya suatu bencana.

Kejadian hebat itu menjadi pengingat dan nasehat secara langsung bagi siapa saja yang masih punya hati nurani dan iman di dada. Ada Dzat yang Maha Kuasa yang memberi peringatan kepada setiap manusia yang boleh jadi kembali pada “habitatnya” setelah satu bulan Ramadhan mendekat pada Tuhan.

Taubat dan kembali kepada Allah swt. harus segera dilakukan oleh seluruh komponen anak bangsa ini, agar alam sekitar bersababat, bahkan memberikan manfaat dan kesejahterahan bagi umat manusia.

Mazz adeeth minta maaf apabila terdapat kekurangan/kesalahan dalam penulisan ini, karena dangkalnya pengetahuan dalam mendalami Islam sebagai agama yang dicintai. Semua hanya berpulang kepada niat baik dan didasari hati yang ikhlas, tulus, serta niat ingin berbagi.

Wallahu a’lam bish-shawab.

Smoga bermanfaat.
Amieeeen,.61x.

وألسـلام عليكم ورحمة الله وبركات


Mazz Adeeth ألفقير إلل


CIREBON, Sabtu 03 Oktober 2009.