NEW UPDATE

Boleh Cinta,Tapi Jangan Cinta Buta

Segala puji bagi Allah subhanahu wa ta’ala, Rabb semesta alam.
Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad shalallahu ‘alaihi wassalam, keluarga, para sahabat, dan orang-orang yang mengikuti beliau hingga akhir zaman.

“Seseorang sejalan dan sealiran dengan kawan akrabnya, maka hendaklah kamu berhati-hati dalam memilih kawan setia.” (HR. Ahmad)

Maha Agung Allah yang telah menganugerahkan jiwa-jiwa persaudaraan buat seorang mukmin. Ada kebahagiaan tersendiri ketika hidup dengan banyak teman dan saudara seiman. Mungkin, itulah di antara bentuk keberkahan.

Namun, tidak semua pertemanan berujung kebaikan. Perlu kiat tersendiri agar niat baik pun menghasilkan yang baik.

Mengenali teman dengan baik

Islam adalah agama yang santun. Seperti itulah ketika Islam mengajarkan umatnya untuk senantiasa mendahului salam. Mendahului salam sangat dianjurkan Rasulullah saw., kepada yang kita kenal atau belum: “…berilah salam kepada orang yang kamu kenal dan orang yang belum kamu kenal.” (Muttafaqun ‘Alaih)

Dari salam inilah hal pertama yang bisa didapat dari calon teman adalah muslimkah dia. Paling tidak, ada gambaran sejauh mana tingkat keislaman orang itu. Karena seorang muslim yang baik paham KEWAJIBAN MENJAWAB SALAM .

Setelah saling berbalas salam, jalinan perkenalan dirangsang dengan mengenalkan diri si pemberi salam terlebih dahulu. Dari situlah tukar informasi diri berlangsung lancar. Dan senyum merupakan ungkapan tersendiri yang mensinyalkan rasa persaudaraan dan perdamaian. Rasulullah saw. bersabda, “Jiwa-jiwa manusia ibarat pasukan. Bila saling mengenal menjadi rukun dan bila tidak saling mengenal timbul perselisihan.” (HR. Muslim)

Namun, satu momen perkenalan itu jelas belum cukup. Butuh interaksi secara alami. Setelah itu, waktu dan jumlah pertemuanlah yang menentukan. Apakah perkenalan berlanjut pada persaudaraan. Atau sebaliknya, sekadar kenal saja. Dan keinginan kuat untuk bersaudara mesti diutamakan dari sekadar kenal. Terlebih persaudaraan karena jalinan iman dan takwa.

Allah swt. mengisyaratkan itu dalam surah Al-Hujurat ayat 13. “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”

Walau pada tingkat persaudaraan, perkenalan bukan berarti sesuatu yang sudah usai. Karena kehidupan manusia tidak diam. Ia selalu bergerak, berubah, dan berganti. Termasuk pada sikap dan karakter. Boleh jadi, seseorang bisa terheran-heran dengan perubahan teman lama yang pernah ia kenal. Karena ada yang beda dalam fisik, sikap, karakter, bahkan keyakinan.

Perubahan-perubahan itulah menjadikan seorang mukmin senantiasa menghidupkan nasihat. Mukmin yang baik tidak cukup hanya mampu memberi nasihat. Tapi, juga siap menerima nasihat. Dari nasihat itulah, hal-hal buruk yang baru muncul dari seorang teman bisa terluruskan.

Seperti itulah firman Allah swt. dalam surah Al-‘Ashr ayat 1 sampai 3. “Demi masa. Sesungguhnya manusia benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan saling menasihati supaya mentaati kebenaran dan saling menasihati supaya menetapi kesabaran.”

Mewaspadai dampak buruk seorang teman

Buruk sangka dalam pertemanan memang tidak dibenarkan Islam. Tapi, ketika ada fakta-fakta yang menyatakan tidak bagusnya seorang teman, dan nasihat sudah tidak lagi ampuh, kewaspadaan mungkin jadi jalan terakhir. Karena tidak tertutup kemungkinan, keburukan bisa menular. Paling tidak, agar tidak kecipratan air busuk temannya.

Rasulullah saw. bersabda, “Kawan pendamping yang saleh ibarat penjual minyak wangi. Bila dia tidak memberimu minyak wangi, kamu akan mencium keharumannya. Sedangkan kawan pendamping yang buruk ibarat tukang pandai besi. Bila kamu tidak terjilat apinya, kamu akan terkena asapnya.” (HR. Bukhari)

Mewaspadai tidak berarti memutus pertemanan buat selamanya. Apalagi menyebar hawa permusuhan dan kebencian. Karena boleh jadi, sifat buruk bisa berubah baik. Sebagaimana, baik menjadi buruk. Kontribusi sebagai seorang teman mesti terus mengalir. Paling tidak, dalam bentuk doa.

Berhati-hati mencintai seseorang

Cinta tidak melulu antara laki dan wanita. Ada cinta lain yang berwarna persaudaraan dan pertemanan. Karena ikatan suku, profesi, sekelompok orang bisa saling mencintai. Begitu pun dalam ikatan persaudaraan Islam. Rasulullah saw. mengatakan, “Tidaklah beriman seseorang di antara kamu sehingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.”

Umumnya, cinta punya rumus: saling kenal, saling paham, saling cinta, dan saling berkorban. Tapi, ada cinta yang datang tiba-tiba. Mungkin karena ada sesuatu yang menarik dari penampilan fisik, cinta langsung berbunga. Atau, karena ada seseorang yang begitu murah hati dan dermawan, cinta bisa langsung tumbuh pesat. Ada utang budi yang berinti cinta. Kalau sudah begitu, pengorbanan menjadi sesuatu yang amat ringan.

Kalau orang yang cepat dicintai itu memang layak dicintai, simpati dan pengorbanan tentu akan berbuah kebaikan. Tapi, bagaimana jika yang tiba-tiba dicintai itu punya maksud tidak baik. Karena kelihaian, atau karena sudah jadi profesi, cinta bisa dimanipulasi menjadi alat efektif melakukan penipuan.

Karena itu, Rasulullah saw. mewanti-wanti dalam mencintai seseorang. Cinta bisa menghilangkan daya kritis dan rasionalitas seseorang. Beliau saw. besabda, “Cintamu kepada sesuatu menjadikan kamu buta dan tuli.” (HR. Abu Dawud dan Ahmad)

Berteman dan bersaudara memang menjadi sebuah kenikmatan tersendiri buat seorang mukmin. Pertemanan seperti itu tidak hanya bermanfaat di dunia, tapi juga di akhirat. Begitulah sabda Rasulullah saw., “Sesungguhnya Allah pada Hari Kiamat berseru, ‘Di mana orang-orang yang saling mencintai karena keagungan-Ku? Pada hari ini akan Aku lindungi mereka dalam lindungan-Ku, pada hari yang tidak ada perlindungan, kecuali per-lindungan-Ku.” (HR. Muslim)

Mazz adeeth minta maaf apabila terdapat kekurangan/kesalahan dalam penulisan ini, karena dangkalnya pengetahuan dalam mendalami Islam sebagai agama yang dicintai. Semua hanya berpulang kepada niat baik dan didasari hati yang ikhlas, tulus, serta niat ingin berbagi.

Wallahu a’lam bish-shawab.

Smoga bermanfaat.
Amieeeen,.61x.

وألسـلام عليكم ورحمة الله وبركات


Mazz Adeeth ألفقير إلل


CIREBON, Selasa 06 Oktober 2009.

Kita Bahas Cinta Yuuuk!

Segala puji bagi Allah subhanahu wa ta’ala, Rabb semesta alam.
Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad shalallahu ‘alaihi wassalam, keluarga, para sahabat, dan orang-orang yang mengikuti beliau hingga akhir zaman.

Cinta,.....!!
Seringkali ketika kata ini disebut, jiwa manusia pun bergetar, terbuai oleh perasaan deg-deg-an... seakan tersiram oleh keindahan cinta yang berbaur dengan keharuman minyak Yasmine. Orang yang dimabuk cinta seakan tak puas bila tak bermandikan air hujan kemesraan, disiram oleh tangan kasih sayang. Dan ia pun seakan terbang nan jauh diatas sana, menerobos awan yang tenang, melambai gemulai, indah dan bersiramkan wangian misik. Benar tidaknya... anda sendiri yang tahu...
hehehe,...61x.

Cinta memang sesuatu yang belum bisa saya mengerti, datang dengan tiba-tiba tanpa bersuara dan perginya pun secepat kilat tanpa kita ketahui... lenyap tanpa bekas, bahkan seringkali terganti dengan lawan dari cinta itu sendiri... yaitu benci.
benar ga seh ??

Tapi muncul satu kekhawatiran yang sering dialami adalah jangan2 cinta itu hanyalah sekedar kedok dari "SESUATU" yang lain, sesuatu yang lebih laten dibandingkan dengan cinta itu sendiri.

Kalau sekedar untuk berdeklamasi, saya tentu akan menjawab dengan lantang, bahwa cintaku untuk Allah, untuk Rasulullah, para sahabat, orang tua, teman, dan seterusnya...dan seterusnya... demikian pula slogan-slogan yang ditempel atau dalam iklan misalnya... tidak mustahil bahwa semua ucapan, atau tingkah laku itu hanyalah kepalsuan belaka... ??!

Tetapi itu hanyalah sekedar slogan saja, yang untuk bisa membuktikannya perlu diuji lagi. Ibaratkan sebuah pedang... ia tidak langsung menjadi sebuah pedang yang tajam tanpa sebelumnya melalui sebuah proses yang tidak ringan. Sebuah proses dari sepotong besi biasa yang kemudian menjadi sebuah pedang yang bagus.

Tidak jarang untuk bisa merasakan cinta pada yang lain maka penyandaran dan berkedok dengan cinta pada Allah sering terlazimi. Tidak jarang dibalik kedok itu adalah karena lebih mencintai diri sendiri... mencintai ego yang ada.

Demi cinta kepada Allah... maka saya melakukan perintahnya...menjauhi larangannya... berusaha mengikuti Sunnah Rasul-Nya... berusaha dekat dan mengikuti kekasih2-Nya... dll. Tetapi ternyata itu hanyalah sebuah kedok bahwa saya jauh lebih besar mencintai diri sendiri.

Karena ego ini masih lebih mengutamakan nikmatnya materi, nikmatnya pujian, nikmatnya penghargaan, nikmatnya kehormatan, nikmatnya harga diri, nikmatnya pahala, nikmatnya berkelompok apalagi yang merasa paling benar, bahkan terobsesi dengan nikmatnya surga yang dijanjikan... dan disamping ego tersebut masih belum bisa menerima kepahitan-kepahitan. Baik itu jasmani maupun rohani. Saya masih melayang diantara hitam-putih, panas-dingin, baik-buruk, benar-salah, senang-susah, pujian-makian. Sesuatu yang sangat relatif tetapi punya tendensi ke arah tertentu.

Sampai suatu saat saya men-scan kembali perasaan saya mengenai cinta... ketika secara nggak sengaja saya dengar pembicaraan orang yang kira-kira begini: "Cinta akan lebih bisa terpahami jika tidak bersandar dengan kata ''KARENA'' tapi bersandar dengan kata ''WALAUPUN''.

Anda nggak faham yach...? samma
qiqiqiqi,...61x.

Mau pake rumus...?,

Misalkan gini... Selama ini dengan kedok cinta, saya mencintai Si''A'' "KARENA" b,c,d,e,f,g (sesuatu yang sangat logis). Tapi masalahnya sekarang, kalau b,c,d,e,f,g-nya berkurang tidak mustahil cinta saya pada Si''A'' bukan sekedar tereduksi lagi, akan tetapi mungkin akan habis dan tinggal kedoknya saja, karena ego saya yang menginginkan b,c,d,e,f,g-nya bukan karena Si''A''-nya itu.

Tetapi sebaliknya... Dengan berkedok cinta, saya mencintai Si''A''
''WALAUPUN'' b,c,d,e,f,g ..(mungkin terkadang nggak masuk akal). Akan tetapi, meskipun ada faktor b,c,d,e,f,g... tapi disini kita harapkan mudah2an cintanya semakin menyala dan kedoknya semakin menghilang.

Saya hanya sedikit teringat, suatu kisah seorang sufi yang mengatakan bahwa beliau ''mimpi seakan-akan berada di hadapan Allah''
kemudian Allah berkata: (dalam bahasa yang lebih sederhana) ........

Ketika AKU baru menciptakan manusia, mereka semua mengaku cinta kepada-KU.

Kemudian KU-ciptakan dunia, sebagian besar berpaling ke dunia lari meninggalkan-KU, hanya sedikit yang tetap mencintai-KU

Kemudian KU-ciptakan Surga, sebagian besar dari yang sedikit itu berpaling padanya, dan tinggal sedikit dari yang sedikit tetap mencintai-KU

Kemudian KU-ciptakan Neraka, sebagian besar dari yang sedikit dari yang sedikit tadi lari meninggalkan-KU karena takut padanya, maka tinggallah sedikit dari yang sedikit dari yang sedikit tetap cintanya kepada-KU.

Pada yang sedikit dari yang sedikit dari yang sedikit itu KU-timpakan ujian, Sebagian besar dari yang sedikit dari yang sedikit dari yang sedikit itu tidak tahan dan mengeluh, hingga hanya tinggallah sedikit dari yang sedikit dari yang sedikit dari yang sedikit tadi masih tetap cintanya kepada-KU.

Kepada yang tersisa itu AKU katakan... "Kalian tidak menginginkan dunia, tidak mengharapkan surga, tidak lari dari neraka, dan tidak mengeluh dari ujian, lalu apa yang kalian inginkan...?"

"Engkau lebih mengetahui apa yang kami inginkan, jawab mereka."

"AKU akan memberikan cobaan yang berat pada kalian, sebanyak napas kalian; bahkan gunung yang kokoh sekalipun tidak akan sanggup menanggungnya, apakah kalian akan tetap bersabar...?"

"Jika KAU yang menurunkan cobaan itu, kami siap menerimanya."

Kata Allah... "Kalian adalah hamba-hamba-KU yang sejati. Kalian adalah pecinta-KU yang sidiq. Aku akan beri kalian dunia dan surga. Aku akan menyingkirkan segala bencana dari kalian."

Mereka yang tersisa itu-lah hamba-KU.
---o0o---


Alhamdulillah... Allah Maha Pemurah, jika tidak karena ada cinta-Nya mustahil kita akan mampu bertahan dengan segala ujian dari-Nya.

"Saudaraku, jika kau mendoakan aku, doakanlah agar Allah menjadikan aku sebagai salah seorang kecintaan-Nya. Sebab, hanya karena cinta dan ridho-Nya lah maka kita bisa mencium bau syurga-Nya"

Mazz adeeth minta maaf apabila terdapat kekurangan/kesalahan dalam penulisan ini, karena dangkalnya pengetahuan dalam mendalami Islam sebagai agama yang dicintai. Semua hanya berpulang kepada niat baik dan didasari hati yang ikhlas, tulus, serta niat ingin berbagi.

Wallahu a’lam bish-shawab.

Smoga bermanfaat.
Amieeeen,.61x.

وألسـلام عليكم ورحمة الله وبركات


Mazz Adeeth ألفقير إلل


CIREBON, Rabu 07 Oktober 2009.

Surat Cinta Terbuka

Segala puji bagi Allah subhanahu wa ta’ala, Rabb semesta alam.
Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad shalallahu ‘alaihi wassalam, keluarga, para sahabat, dan orang-orang yang mengikuti beliau hingga akhir zaman.

Sahabat,...
Semoga Allah Sang kekasih sejati senantiasa memayungimu dengan rahmat-Nya. Sesungguhnya limpahan cinta-Nya kepada segenap makhluk begitu melimpah…tiada batas. Oleh karena itu, letakkan jemari pada jantungmu, rasakan degubnya setiap waktu. Adakah asma-Nya berdegub bersama aliran darahmu? Ia telah melukis kuasa-Nya pada wajahmu sehingga tercipta sebaik-baiknya rupa. Letakkan jemari pada hatimu dan akalmu, rasakan pelita ilmu dan hikmah yang menyala setiap waktu sehingga tercipta dunia yang indah tiada tara.

Siapakah Ia Sang Pencipta? Yang telah meletakkan jantung hati dalam rongganya dan meniupkan ruh-Nya.
Siapakah Ia Sang Pencipta? Yang telah meletakkan hikmah dan ilmu dalam wadahnya dan meniupkan cahaya-Nya.
Ia sungguh tak terbandingkan dengan seseorang yang kau letakkan padanya cinta sematimu.
Ia sungguh tak tertandingi dengan seseorang yang telah merampas rindumu setiap waktu.

Resapilah salah satu nasyid Raihan ini ;

Hatiku merayu rindu..
Kasihku pada-Mu syahdu..
Munajat hamba pada-Mu
Mengharap kasih sayang-Mu.

Apakah yang mengalir dalam nadimu saat menyandingkannya dengan-Nya? Degub nafsu dan keinginan meluap untuk memiliki, untuk menguasai, sepenuh-penuhnya.

Sahabat,...
Cinta pada selain-Nya adalah semu belaka. Seperti fatamorgana. Benarkah ia sepenuhnya mencintaimu? Menerimamu apa adanya? Mendambamu walau engkau mengecewakannya?
Benarkah cintanya setinggi gunung Fujiyama sehingga untuk mendapatkan balas kasihmu, lautan berapi rela ia sebrangi? Benarkah janji-janjinya, bahwa ia ingin tetap berada di sisimu apapun yang akan terjadi, meskipun kerentaan telah mendatangimu, meskipun topaan badai menghadangmu walau kan senantiasa menyakitinya?

Tentu tidak. Sebab ia sebagaimana dirimu, hanya menginginkan jasad dan duniamu belaka. Ia hanya menginginkan sepenggal kesemuan yang terpancar indah dari ragamu. Percayalah semua itu hanya angan belaka!

Adakah cinta sejati ada padamu dan dia tanpa karunia dari-Nya? Tentu tidak. Sebab cinta sejati adalah cinta dalam rangka ketaatan kepada-Nya. Cinta sejati adalah menyatukan rasa dalam syari’atnya

Percayakah engkau bahwa Ia selalu menatap kita penuh cinta walau kita tak sedetikpun bersujud kepada-Nya.
Sesungguhnya kegembiraan-Nya menyambut seorang hamba yang bertaubat, lebih marak rasa yang terpancar dari seorang pengembara yang menemukan kembali keledai dan perbekalannya, sementara ia dalam kondisi letih, lapar dan mengantuk. Selangkah kita mendekat pada-Nya, seribu langkah Ia mendekat pada kita. Subhanallah…

Sahabat,...
Inilah janji-Nya pada kita makhluknya:
“Wahai anak adam, kenapa engkau tidak memperhatikan Aku? Tahukah engkau bahwa engkau berada dalam pengawasan mata-Ku dalam kesepianmu, dan kala nafsumu bergejolak. Ingatlah Aku dan mintalah kepada-Ku agar Aku cabut nafsu itu dari hatimu dan Aku pelihara engkau dari berbuat maksiat kepada-Ku dan Aku jadikan engkau benci kepada perbuatan itu. Akan aku mudahkan engkau mentaati-Ku. Akan Aku jadikan engkau cinta kepada ketaatan itu serta Aku jadikan dia indah dalam pandanganmu.

Wahai anak adam, Aku hanya menyuruhmu agar supaya engkau meminta pertolongan kepada-Ku dan berpegang erat kepada tali agamu-Ku. Dan jika tidak begitu Aku akan menjauhkan diri darimu. Aku sebenarnya tidak memerlukan engkau dan engkaulah yang memerlukan Aku. Aku telah menciptakan dunia ini dan Aku memudahkan di untuk memenuhi keinginanmu, tidak lain supaya engkau bersiap-siap untuk menemui-Ku dan engkau membawa perbekalan darinya agar supaya engkau jangan berpaling dari-Ku dan kekal di atas bumi.

Ketahuilah olehmu, bahwa negeri akhirat itu adalah lebih baik bagimu daripada dunia ini. Oleh sebab itu, janganlah engkau pilih yang lain dari yang telah Aku pilihkan untukmu, dan janganlah engkau benci menemui Aku, karena siapa saja yang benci menemui-Ku, Akupu akan benci menemuinya dan siapa saja yang rindu bertemu dengan-Ku, Aku pun rindu menemuinya.” (Hadits Qudsi)

Sahabat,...
Betapa indah janji cinta-Nya. Jauh sekali dari cinta syahwat yang kerap kali kita rasakan ketika melihat seorang berwajah indah di dekat kita. Jauh sekali dari cinta ragawi yang kadangkali lebih banyak menyakiti hati, jiwa dan raga.

Usia kita terbatas, Sahabat,...
Alangkah merugi jika kita memberikan cinta kita seluruhnya pada seseorang yang tak semestinya.
Cinta manusia yang kamu cinta secara sederhana.
Cinta bunga-bunga yang menawan secara sederhana. Sederhana..
Cinta apapun secara sederhana
Karena masih ada cinta yang teramat istimewa, yakni cinta pada Sang Pemberi CINTA, Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Teramat rugi jika kita mengabaikannya…
Semoga kita menjadi pecinta sejati yang cintanya penuh kepada pemberi cinta.

Mazz adeeth minta maaf apabila terdapat kekurangan/kesalahan dalam penulisan ini, karena dangkalnya pengetahuan dalam mendalami Islam sebagai agama yang dicintai. Semua hanya berpulang kepada niat baik dan didasari hati yang ikhlas, tulus, serta niat ingin berbagi.

Wallahu a’lam bish-shawab.

Smoga bermanfaat.
Amieeeen,.61x.

وألسـلام عليكم ورحمة الله وبركات


Mazz Adeeth ألفقير إلل


CIREBON, Kamis 08 Oktober 2009.

Cinta Sejati Hanya Untuk Allah

Segala puji bagi Allah subhanahu wa ta’ala, Rabb semesta alam.
Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad shalallahu ‘alaihi wassalam, keluarga, para sahabat, dan orang-orang yang mengikuti beliau hingga akhir zaman.

Cinta adalah satu kata yang tidak asing lagi di telinga kita. Apalagi di kalangan remaja, karena sudah menjadi anggapan umum bahwa cinta identik dengan ungkapan rasa sepasang sejoli yang dimabuk asmara. Ada yang mengatakan cinta itu suci, cinta itu agung, cinta itu indah dan saking indahnya tak bisa diungkapkan dengan kata-kata, hanya bisa dirasakan dll. Bahkan Jalaludin Rumi menggambarkan saking indahnya cinta, setan pun berubah menjadi bidadari. Yang jelas karena cinta, banyak orang yang merasa bahagia namun sebaliknya karena cinta banyak pula orang yang dibuat tersiksa dan merana. Cinta dapat membuat seseorang menjadi sangat mulia, dan cinta pula yang menjadikan seseorang menjadi sangat tercela.

Cinta dalam pandangan Islam adalah suatu hal yang sakral. Islam adalah agama fitrah, sedang cinta itu sendiri adalah fitrah kemanusiaan. Allah telah menanamkan perasaan cinta yang tumbuh di hati manusia. Islam tidak pula melarang seseorang untuk dicintai dan mencintai, bahkan Rasulullan menganjurkan agar cinta tersebut diutarakan.

“Apabila seseorang mencintai saudaranya maka hendaklah ia memberitahu bahwa ia mencintainya.” (HR Abu Daud dan At-Tirmidzy).

Seorang muslim dan muslimah tidak dilarang untuk saling mencintai, bahkan dianjurkan agar mendapat keutamaan-keutamaan. Islam tidak membelenggu cinta, karena itu Islam menyediakan penyaluran untuk itu (misalnya lembaga pernikahan) dimana sepasang manusia diberikan kebebasan untuk bercinta.

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya, Dia menciptakan untukmu pasangan-pasangan dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya dan dijadikan-Nya di antaramu rasa cinta dan kasih sayang,…”(Ar-Ruum: 21)

Ayat di atas merupakan jaminan bahwa cinta dan kasih sayang akan Allah tumbuhkan dalam hati pasangan yang bersatu karena Allah (setelah menikah). Jadi tak perlu menunggu “jatuh cinta dulu” baru berani menikah, atau pacaran dulu baru menikah sehingga yang menyatukan adalah si syetan durjana (na’udzubillahi min zalik). Jadi Islam jelas memberikan batasan-batasan, sehingga nantinya tidak timbul fenomena kerusakan pergaulan di masyarakat.

Dalam Islam ada peringkat-peringkat cinta, siapa yang harus didahulukan/ diutamakan dan siapa/apa yang harus diakhirkan. Tidak boleh kita menyetarakan semuanya.

“Dan di antara manusia ada orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; Mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang beriman amat sangat cintanya kepada Allah…” (Al-Baqarah: 165)

Menurut Syaikh Ibnul Qayyim, seorang ulama di abad ke-7, ada enam peringkat cinta (maratibul-mahabah), yaitu:

1. Peringkat ke-1 dan yang paling tinggi/paling agung adalah tatayyum, yang merupakan hak Allah semata.
“Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanya untuk Rabbul ‘alamiin.”
“Dan orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah (S.2: 165)
Jadi ungkapan-ungkapan seperti: “Kau selalu di hatiku, bersemi di dalam qalbu” atau “Kusebutkan namamu di setiap detak jantungku,” “Cintaku hanya untukmu,” dll selayaknya ditujukan kepada Allah. Karena Dialah yang memberikan kita segala nikmat/kebaikan sejak kita dilahirkan, bahkan sejak dalam rahim ibu… Jangan terbalik, baru dikasih secuil cinta dan kenikmatan sama si ‘do’i’ kita sudah mau menyerahkan jiwa raga kepadanya yang merupakan hak Allah. Lupa kepada Pemberi Nikmat, “Maka nikmat apa saja yang ada pada kalian, maka itu semua dari Allah (S. 2: 165).

2. Peringkat ke-2; ‘isyk yang hanya merupakan hak Rasulullah saw. Cinta yang melahirkan sikap hormat, patuh, ingin selalu membelanya, ingin mengikutinya, mencontohnya, dll, namun bukan untuk menghambakan diri kepadanya.
“Katakanlah jika kalian cinta kepada Allah, maka ikutilah aku (Nabi saw) maka Allah mencintai kalian dan mengampuni dosa-dosa kalian.” (Ali Imran: 31)

3. Peringkat ke-3; syauq yaitu cinta antara mukmin dengan mukmin lainnya. Antara suami istri, anatar orang tua dan anak, yang membuahkan rasa mawaddah wa rahmah.

4. Peringkat ke-4; shababah yaitu cinta sesama muslim yang melahirkan ukhuwah Islamiyah.

5. Peringkat ke-5; ‘ithf (simpati) yang ditujukan kepada sesama manusia. Rasa simpati ini melahirkan kecenderungan untuk menyelamatkan manusia, berdakwah, dll.

6. Peringkat ke-6 adalah cinta yang paling rendah dan sederhana, yaitu cinta/keinginan kepada selain manusia: harta benda. Namun keinginan ini sebatas intifa’ (pendayagunaan/pemanfaatan).

Cinta bagaikan lautan, sungguh luas dan indah. Ketika kita tersentuh tepinya yang sejuk, ia mengundang untuk melangkah lebih jauh ke tangah, yang penuh tantangan, hempasan dan gelombang dan siapa saja ingin mengarunginya. Namun carilah cinta yang sejati, di lautan cinta berbiduk ''TAQWA'' berlayarkan ''IMAN'' yang dapat melawan gelombang syaithan dan hempasan nafsu, insya Allah kita akan sampai kepada tujuan yaitu: cinta kepada Allah, itulah yang hakiki, yang kekal selamanya. Adapun cinta kepada makhluk-Nya, pilihlah cinta yang hanya berlandaskan kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya. Bukan karena bujuk rayu setan, bukan pula karena desakan nafsu yang menggoda.
Cintailah Allah, berusahalah untuk menggapai cinta-Nya.

Menurut Ibnu Qayyim, ada 10 hal yang menyebabkan orang mencintai Allah swt:
1. Membaca Al-Qur’an dan memahaminya dengan baik.
2. Mendekatkan diri kepada Allah dengan shalat sunat sesudah shalat wajib.
3. Selalu menyebut dan berzikir dalam segala kondisi dengan hati, lisan dan perbuatan.
4. Mengutamakan kehendak Allah di saat berbenturan dengan kehendak hawa nafsu.
5. Menanamkan dalam hati asma’ dan sifat-sifatnya dan memahami makna.
6. Memperhatikan karunia dan kebaikan Allah kepada kita.
7. Menundukkan hati dan diri ke haribaan Allah.
8. Menyendiri bermunajat dan membaca kitab sucinya di waktu malam saat orang lelap tidur.
9. Bergaul dan berkumpul bersama orang-orang soleh, mengambil hikmah dan ilmu dari mereka
10. Menjauhkan sebab-sebab yang dapat menjauhkan kita daripada Allah.

Hiduplah di bawah naungan cinta dan saling mencintailah karena keagungan-Nya, niscaya akan mendapatkan naungan Allah, yang pada hari itu tidak ada naungan selain naungan-Nya.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah saw bersabda:

“Pada hari kiamat Allah berfirman: ‘Dimanakah orang-orang yang saling mencintai karena keagungan-Ku? Pada hari yang tiada naungan selain naungan-Ku ini, Aku menaungi mereka dengan naungan-Ku.” (HR. Muslim).

Bahkan Allah memuliakan mereka yang saling mencintai dan bersahabat karena Allah, yang membuat para nabi dan syuhada merasa iri terhadap mereka mereka. Nasa’i meriwayatkan dengan sanad dari Abu Hurairah ra, Rasulullah bersabda:

“Di sekeliling ‘Arsy, terdapat mimbar-mimbar dari cahaya yang ditempati oleh suatu kaum yang berpakaian dan berwajah cahaya pula. Mereka bukanlah para nabi atau syuhada, tetapi para nabi dan syuhada merasa iri terhadap mereka.” Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, beritahulah kami tentang mereka!” Beliau bersabda, “Mereka adalah orang-orang yang saling mencintai, bersahabat, dan saling mengunjungi karena Allah.”

Akhirul qalam, tanyailah diri kita masing-masing:
1. sudahkah aku menemukan cinta yang hakiki, cinta yang sejati dalam hidup ini?
2. Sejauh mana aku mengenal-Nya, asma’ (nama)-Nya, sifat-sifat-Nya, kehendak-Nya, larangan-Nya?
3. Seringkah aku mengingat-Nya, menyebut nama-Nya melalui zikir-zikir yang panjang?
4. Seringkah aku mendekatkan diri kepada-Nya dengan sholat serta ibadah-ibadah lainnya?
5. Seringkah aku merintih, mengadu dan mengharap kepada-Nya melalui untaian doa yang keluar dari lubuk hati.
6. Sudahkah aku mengikuti kehendak-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya?
7. Apakah aku mencintai seseorang karena-Nya atau karena doringan nafsuku sendiri?
8. Sejauh mana aku berusaha untuk mengekang hawa nafsuku sendiri?

“Ya Allah, kurniakanlah kepada kami Cinta terhadap-Mu dan Cinta kepada mereka yang mencintai-Mu, dan apa saja yang mendekatkan kami kepada Cinta-Mu, dan jadikanlah Cinta-Mu itu lebih berharga bagi kami daripada air yang sejuk bagi orang yang dahaga.”
Amieeen,...61x.

Mazz adeeth minta maaf apabila terdapat kekurangan/kesalahan dalam penulisan ini, karena dangkalnya pengetahuan dalam mendalami Islam sebagai agama yang dicintai. Semua hanya berpulang kepada niat baik dan didasari hati yang ikhlas, tulus, serta niat ingin berbagi.

Wallahu a’lam bish-shawab.

Smoga bermanfaat.
Amieeeen,.61x.

وألسـلام عليكم ورحمة الله وبركات


Mazz Adeeth ألفقير إلل


CIREBON, Jum'at 09 Oktober 2009.

Bahaya Membuka Aurat Dan Keutamaan Memakai Hijab

Segala puji bagi Allah subhanahu wa ta’ala, Rabb semesta alam.
Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad shalallahu ‘alaihi wassalam, keluarga, para sahabat, dan orang-orang yang mengikuti beliau hingga akhir zaman.

Rasulullah bersabda, “Fatimah bagian dariku. Barang siapa menggembirakan hatinya, maka ia telah menggembirakan hatiku. Dan barang siapa menyusahkan hatinya, maka berarti ia telah menyusahkan hatiku.”

Wanita itu sangat mulia bagaikan intan berlian, apabila ia diatur atau disusun dengan baik maka akan kelihatan indah. Namun bila ia tidak tersusun dengan baik maka kelihatan jelek. Dalam hal ini Allah SWT meninggikan derajat seorang wanita dengan jalan seorang wanita supaya dapat menjaga dirinya benar-benar karena wanita itu adalah aurat (mulai ujung rambut mulai ujung kaki).

Di era modern ini banyak dari kaum wanita yang melecehkan dirinya sendiri. Ia tidak tahu bagaimana menjaga dirinya agar terlihat anggun dan tidak diganggu oleh para lelaki yang tidak bermoral. Kita telah salah dalam menempuh jalan dengan mengikuti budaya barat. Padahal panutan kita adalah Rasulullah SAW dan Sayyidatina Fatimah Azzahra.

Sekarang para wanita banyak memakai pakaian yang ketat-ketat, celana levis , jeans, baju-baju tipis dengan lengan yang pendek dan tidak memakai jilbab dan hijab. Dengan pakaian seperti ini kita akan tampak lebih jelek.

Ketika para sahabat ditanya oleh Rasulullah SAW, “Apakah yang terbaik bagi wanita?” Mereka tidak ada yang bisa menjawab, akhirnya Sayyidatina Fatimah menjawab, "Sebaik-baik wanita adalah tidak melihat laki-laki dan tidak dilihat oleh laki-laki."

Masalah aurat ini juga disebut dalam Al-Qur’an yaitu surat Al-Ahzab 59 dan An Nur ayat 31. Artinya : Hai Nabi katakanlah kepada istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mu’min, hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Yang di maksud jilbab disini adalah sejenis baju kurung yang lapang yang dapat menutup kepala, muka dan dada.

Dan di dalam surat yang kedua artinya : katakanlah kepada orang beriman : hendaklah mereka menahan perhiasannya kecuali (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutup kain kudung ke dadanya.

Semua ini adalah kalamnya Allah SWT. Apakah kita tidak akan percaya dengan kalamnya Allah SWT? Bisa-bisa kita dibilang murtad kalau sampai tidak mempercayai kalam-Nya atau firman-Nya.

Setelah turun ayat hijab ini seluruh wanita madinah langsung memakai hijab sampai-sampai tidak tahu mereka itu berjalan ke depan atau ke belakang. Salah seorang sahabat juga pernah bertanya kepada Rasulullah SAW, “ Bagaimanakah apabila saya melihat seorang wanita ya Rasulullah ?” maka Rasulullah menjawab, “Palingkan mukamu!” Nah dari sini kita bisa mengambil kesimpulan bahwa palingkan mukamu berarti itu haram untuk dilihat. Kalau sudah haram untuk dilihat berarti itu adalah aurat, kalau sudah aurat maka wajib untuk ditutup.

Kata siapa wanita zaman dahulu tidak memakai hijab ? Justru wanita zaman dahululah yang benar-benar menjaga dirinya, sampai-sampai mereka mendapatkan maqam yang tinggi di sisih Allah SWT sebagai Waliyah-Waliyah Allah SWT. Bila kita mengetahui cerita wanita-wanita shalihah zaman dulu kita akan menangis karena pribadi dan sifat mereka yang sangat mulia serta hati mereka yang sangat bersih. Kita sekarang ini tidak ada apa-apanya dengan mereka. Generasi barulah yang telah rusak karena tertipu dengan rekayasa orang yahudi, kita termakan dengan budaya-budaya barat. Rasulullah mengatakan dalam Haditsnya :

Artinya : barang siapa yang mengikuti suatu kaum maka dibangkitkan bersama mereka.

Apabila kita mengikuti artis-artis maka takutnya kita akan dibangkitkan bersama mereka yang sudah pasti jauh dari Rasulullah SAW, padahal kita sangat membutuhkan beliau kelak untuk mendapatkan syafa’atnya.

Dan dikatakan bahwa perempuan yang menyerupai laki-laki maka diharamkan oleh Allah untuk masuk surga.

Ada 4 wanita yang menjadi calon neraka yaitu :
wanita yang berkata keras atau kasar terhadap suaminya.
wanita yang menuntut kepada suaminya, yang suaminya tidak mampu untuk memenuhinya.
wanita yang tidak menutup dirinya dari laki-laki asing (bukan muhrimnya)
wanita yang tidak ada semangat untuk ibadah, yang ia pikirkan hanya makan, minum, tidur.

Ini semua perlu kita perhatikan betul-betul, apabila kita salah dalam mengambil langkah maka kita akan hancur, sebaliknya apabila kita hati-hati maka kita akan selamat.

Mulai sekarang mari kita rubah diri kita. Tinggalkan pakaian-pakaian yang tidak selayaknya dipakai bagi wanita muslimah. Keturunan siapakah kita ini? Apakah kita tidak malu mengaku umat Rasulullah namun tingkah laku kita, pribadi kita, pakaian kita tidak mengikuti beliau SAW? Siapa lagi kalau bukan kita yang meneruskannya?

Apabila saudara-saudara, para remaja yang ingin memakai hijab jangan takut, jangan gentar dan jangan ragu. Biar semua orang menghina kita, mengejek kita, kita dibilang ketinggalan zaman, biarkan... Kita menggunakan hijab ini semata-mata menjalankan perintah-Nya, menegakkan agama Allah dan meneruskan jejak Sayyidatina Fatimatuz Zahrah, karena siapa yang mengikuti Sayyidatina Fatimatuz Zahrah maka kelak ia berada pada barisannya. Memang memegang kebenaran sangat sulit bagaikan memegang bara api.

Yang utama bagi seorang wanita adalah auratnya. Jika kita dapat menutup aurat kita dengan sempurna dan menjaga diri kita dari laki-laki asing maka tingkah laku kita, pribadi dan sifat kita insya Allah akan menjadi baik dan hati kita menjadi bersih. Apabila sebaliknya maka kita akan selalu menuruti hawa nafsu kita dalam melakukan kemaksiatan.

Yang sedikit ini mudah-mudahan bermanfaat bagi kita semua dan dapat membuka dan menggugah hati bagi yang masih belum sempurna dalam menutup auratnya. Dan mudah-mudahan Allah melimpahkan rahmat dan hidayat-Nya kepada kita, sehingga kita dapat merubah diri kita menjadi wanita muslimah sejati.
Amien ya Robbal alamin.

Mazz adeeth minta maaf apabila terdapat kekurangan/kesalahan dalam penulisan ini, karena dangkalnya pengetahuan dalam mendalami Islam sebagai agama yang dicintai. Semua hanya berpulang kepada niat baik dan didasari hati yang ikhlas, tulus, serta niat ingin berbagi.

Wallahu a’lam bish-shawab.

Smoga bermanfaat.
Amieeeen,.61x.

وألسـلام عليكم ورحمة الله وبركات


Mazz Adeeth ألفقير إلل


CIREBON, Sabtu 10 Oktober 2009.

Apa Yang Menghalangimu Sehingga Belum Berhijab Wahai Saudariku

Segala puji bagi Allah subhanahu wa ta’ala, Rabb semesta alam.
Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad shalallahu ‘alaihi wassalam, keluarga, para sahabat, dan orang-orang yang mengikuti beliau hingga akhir zaman.

Hijab adalah pakaian wanita muslim yang menutup bagian kepala sampai dengan kaki (termasuk didalamnya jilbab/tudung dan pakaian yang longgar tidak memperlihatkan lekuk tubuh). Bagi orang awam, masalah hijab mungkin dianggap masalah sederhana. Padahal sesungguhnya, ia adalah masalah besar. Karena ia adalah perintah Allah SWT yang tentu didalamnya mengandung hikmah yang banyak dan sangat besar. Ketika Allah SWT memerintahkan kita suatu perintah, Dia Maha Mengetahui bahwa perintah itu adalah untuk kebaikan kita dan salah satu sebab tercapainya kebahagiaan, kemuliaan dan keagungan wanita.

Seperti firman Allah SWT: “Hai Nabi, katakan kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin untuk mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka, yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu”.(QS. Al Ahzab:59)

Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pernah bersabda: “Akan ada di akhir umatku kaum lelaki yang menunggang pelana seperti layaknya kaum lelaki, mereka turun di depan pintu masjid, wanita-wanita mereka berpakaian (tetapi) telanjang, diatas kepala mereka (terdapat suatu) seperti punuk onta yg lemah gemulai. Laknatlah mereka! Sesunggunya mereka adalah wanita -wanita terlaknat.”(Diriwayatkan oleh Imam Ahmad(2/33))

Sabda Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam juga pernah bersabda: “Dua kelompok termasuk penghuni Neraka, Aku (sendiri) belum pernah melihat mereka, yaitu seperti orang yg membawa cemeti seperti ekor sapi, dengannya mereka mencambuki manusia dan para wanita yg berpakaian (tetapi ) telanjang, bergoyang berlenggak lenggok, kepala mereka (ada suatu) seperti punuk unta yg bergoyang goyang. Mereka tentu tidak akan masuk Surga, bahkan tidak mendapat baunya. Dan sesungguhnya bau Surga itu tercium dari jarak perjalanan sekian dan sekian.”(HR. Muslim, hadits no. 2128).

Dimasa kini banyak alasan atau sebab yang sering dijadikan alasan mengapa para wanita enggan untuk berhijab, diantaranya:

1. Belum mantap
Bila ukhti/saudari berdalih dengan syubhat ini hendaknya bisa membedakan antara dua hal. Yakni antara perintah Tuhan dengan perintah manusia. Selagi masih dalam perintah manusia, maka seseorang tidak bisa dipaksa untuk menerimanya. Tapi bila perintah itu dari Allah SWT tidak ada alasan bagi manusia untuk mengatakan saya belum mantap, karena bisa menyeret manusia pada bahaya besar yaitu keluar dari agama Allah SWT sebab dengan begitu ia tidak percaya dan meragukan kebenaran perintah tersebut.


Allah SWT berfirman Allah: “Dan tidak patut bagi lelaki mukmin dan wanita mukminah, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan yang lain tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah SWT dan Rasul-Nya maka sesungguhnya dia telah sesat, sesat yang nyata.” (QS. Al-Ahzab: 36)

2. Iman itu letaknya di hati bukan dalam penampilan luar
Para ukhti/saudari yang belum berhijab berusaha menafsirkan hadist, tetapi tidak sesuai dengan yang dimaksudkan, seperti sabda Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasalam: “Sesungguhnya Allah SWT tidak melihat pada bentuk-bentuk (lahiriah) dan harta kekayaanmu tapi Dia melihat pada hati dan amalmu sekalian.”(HR. Muslim, Hadist no. 2564 dari Abu Hurairah).

Tampaknya mereka menggugurkan makna sebenarnya yang dibelokkan pada kebathilan. Memang benar Iman itu letaknya dihati tapi Iman itu tidak sempurna bila dalam hati saja. Iman dalam hati semata tidak cukup menyelamatkan diri dari Neraka dan mendapat Surga. Karena definisi Iman Menurut jumhur ulama Ahlus Sunnah wal Jama’ah: “keyakinan dalam hati, pengucapan dengan lisan, dan pelaksanaan dengan anggota badan”. Dan juga tercantum dalam Al-Quran setiap kali disebut kata Iman, selalu disertai dengan amal, seperti: “Orang yg beriman dan beramal shalih….”. Karena amal selalu beriringan dengan iman, keduanya tidak dapat dipisah-pisahkan.

3. Allah belum memberiku hidayah
Ukhti/saudari yang seperti ini terperosok dalam kekeliruan yang nyata. Karena bila orang yang menginginkan hidayah, serta menghendaki agar orang lain mendo’akan dirinya agar mendapatkannya, ia harus berusaha keras dengan sebab-sebab yang bisa mengantarkannya sehingga mendapatkan hidayah tersebut. Seperti firman Allah SWT: “Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” (QS. Ar-Ra’d: 11).

Karena itu wahai uhkti/saudari, berusahalah mendapatkan sebab-sebab hidayah, niscaya Anda mendapatkan hidayah tersebut dengan izin Allah SWT. Diatara usaha itu adalah berdo’a agar mendapat hidayah, memilih kawan yang shalihah, selalu membaca, mempelajari dan merenungkan Kitab Allah, mengikuti majelis dzikir dan ceramah agama dan lainnya.

4.Takut tidak laku nikah
Syubhat ini dibisikkan oleh setan dalam jiwa karena perasaan bahwa para pemuda tidak akan mau memutuskan untuk menikah kecuali jika dia telah melihat badan, rambut, kulit, kecantikan dan perhiasan sang gadis. Meskipun kecantikan merupakan salah satu sebab paling pokok dalam pernikahan, tetapi ia bukan satu-satunya sebab dinikahinya wanita.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “Wanita itu dinikahi karena empat hal; yaitu karena harta, keturunan, kecantikan dan agamanya. Dapatkanlah wanita yg berpegang teguh dengan agama,(jika tidak) niscaya kedua tanganmu berlumur debu”. (HR. Al Bukhari, kitaabun nikah,9/115).

5. Ia masih belum Dewasa
Sesungguhnya para wali, baik ayah atau ibu yang mencegah anak puterinya berhijab, dengan dalih karena masih belum dewasa, mereka mempunyai tanggung jawab yang besar dihadapan Allah SWT pada hari Kiamat. Karena menurut syariat ketika seorang gadis mendapatkan Haidh, seketika itu pula ia wajib untuk berhijab.

6. Orang tuaku dan suamiku melarang berhijab
Dasar permasalahan ini adalah bahwa ketaatan kepada Allah SWT harus didahulukan daripada keta’atan kepada mahluk siapa pun dia. Seperti dalam hadits shahih disebutkan:

“sesungguhnya ketaatan itu hanya dalam kebaikan.”(HR. Al Bukhari dan Muslim). Dan sabda Rasul dalam hadist lainnya: “Dan tidak boleh ta’at kepada mahluk dengan mendurhakai (bermaksiat) kepada Al-Khaliq.” (HR. Imam Ahmad, hadits ini shahih).

Mazz adeeth minta maaf apabila terdapat kekurangan/kesalahan dalam penulisan ini, karena dangkalnya pengetahuan dalam mendalami Islam sebagai agama yang dicintai. Semua hanya berpulang kepada niat baik dan didasari hati yang ikhlas, tulus, serta niat ingin berbagi.

Wallahu a’lam bish-shawab.

Smoga bermanfaat.
Amieeeen,.61x.

وألسـلام عليكم ورحمة الله وبركات


Mazz Adeeth ألفقير إلل


CIREBON, Minggu 11 Oktober 2009.

Jilbab Buka Tutup,mankny pintu..qiqiqi,.61x.

Segala puji bagi Allah subhanahu wa ta’ala, Rabb semesta alam.
Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad shalallahu ‘alaihi wassalam, keluarga, para sahabat, dan orang-orang yang mengikuti beliau hingga akhir zaman.

Ada beberapa kasus yg saya temui ;

Kasus ke- I ;
Di sebuah resepsi pernikahan mewah seorang bos Rattan,ada seorang wanita menyapa saya. Sejenak, saya tertegun menatap wajah wanita yang mengenakan gaun malam ketat, dengan belahan rendah di bagian dada itu. Sepertinya, saya mengenali wanita tersebut. Perlu waktu sekitar satu menit sebelum saya benar-benar mengenalinya.
Anita-sebutlah demikian nama palsunya- dia adalah teman satu kantor teman saya tetapi beda divisi. Saya shock sekali melihat penampilan Anita malam itu. Pasalnya, saya terbiasa melihat dia di kantornya sehari-hari dengan pakai jilbab. Saat itu saya hanya bisa terpana dan tertegun, sedangkan Anita dengan santai dan senyum berlalu dari hadapan saya untuk menyapa tamu-tamu undangan yang lain. Masih dipenuhi oleh rasa terkejut dan penasaran, saya kemudian mencari teman kantor dia yang lain dan menceritakan perihal Anita. Teman saya itu menjawab,”Oh, Anita memang seperti itu. Buka-tutup jilbab mazz. Kalau ke pesta, atau habis dari salon, dia gak pakai jilbab.”
Hmmmm,...gt toh?

Kasus ke- II ;
Sari-bukan nama sebenarnya-seorang gadis berjilbab berterus terang kepada saya bahwa dia tidak memakai jilbab jika sedang ‘jalan’ dengan seorang lelaki yang menjadi pacarnya. Mendengar pengakuannya, alis saya terangkat dan kening saya berkerut. “Loh kok begitu nenk? Memangnya kenapa harus buka jilbab. Pacaran saja sudah di larang, ini kok ditambah buka-buka aurat?” Tanya saya.
Ternyata, Sari merasa jilbab membuatnya merasa terlihat lebih tua.
Dia bilang gini ;“Gue kan malu, Mazz. Umur gue emang lebih tua dari cowok gue, yaah….Cuma beda beberapa bulan aja sih. Kalau gue jalan sama dia pakai jilbab, gue keliatan makin tambah tuir. Lebih bebas tanpa jilbab. Kata cowok gue, gue tuh keliatan kaya anak SMA, ABG gitu loooh…Lagian, cowok gue lebih suka gue lepas jilbab kalau lagi sama dia….begitu, Mazz Adeeth...

Kasus ke- III ;
Mba Yani-ini juga nama samaran- teller sebuah bank swasta mengeluh kepada saya bahwa dia belum diperbolehkan memakai jilbab. Padahal dia sudah naik haji tahun lalu dan ingin sekali menutup auratnya dengan sempurna. Saya heran. Upsstt,..masa sih mba? Padahal kan sudah banyak bank yang pegawai wanitanya memakai jilbab bukan hanya di bank-bank Syariah. “Yah, gak tau deh mazz. Yang pasti di Bank (.???.) belum boleh pakai jilbab. Jadi, sementara ini solusi buat saya adalah buka-tutup. Berangkat pakai jilbab, selama jam kerja lepas jilbab, nanti pulang dipakai lagi.” Seperti itu Tuturnya.

Tiga kasus di atas membuat saya merenung sejenak.
Pada kasus Anita dan Sari, apa sih yang menjadi alasan kuat mereka untuk melepaskan kain penutup kepala itu ? Rasanya, tidak ada. Mereka tidak di larang oleh pihak perusahaan tempat mereka bekerja untuk memakai jilbab seperti Mba Yani. Mungkin yang harus di tanyakan kepada mereka adalah, apa yang menjadi dasar ketika mereka memutuskan untuk memakai jilbab.

Dasar yang utama adalah perintah Allah dalam Alquran.
“Hai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha pengampun lagi Maha penyayang”. (QS. Al Ahzab :59)

“Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertobatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.”(QS. An Nuur :31)

Jilbab bukan sekedar mode sesaat yang dipakai jika sedang ‘trend’,atau jilbab musiman seperti bulan ramadhan kemarin, dan di lepas jika sudah tidak ‘nge-trend’ lagi,or ramadhan berlalu. Jilbab adalah kewajiban bagi seorang wanita muslim yang telah baliqh. “Bagiku jilbab adalah piagam kemenangan gilang gemilang, kemenangan terbesar bagi seorang perempuan Islam atas dirinya, atas imannya dan atas dunia.”
Subhanallah,....

Jilbab adalah identitas wanita Islam, mahkota yang harus di junjung tinggi. Jika seorang wanita telah memutuskan untuk berjilbab, maka ia harus siap dengan segala konsekuensinya. Siap menjaga sikap,lisan, dan perilakunya. Sebab, jika seorang wanita berjilbab melakukan hal-hal yang tidak semestinya, maka yang dituding bukan hanya diri wanita itu, tetapi jilbab dan Islam. Contohnya, jika seorang wanita berjilbab merokok di tempat umum, maka masyarakat akan berkata ;
“Kok pakai jilbab merokok?” Jilbab dan Islam mendapat kesan negatif. Terlepas dari segala argument tentang hak asasi seseorang untuk bebas melakukan apapun sepanjang tidak mengganggu kepentingan orang lain, wanita yang telah memutuskan untuk berjilbab hendaknya menjaga adab perilaku.

Untuk kasus buka-tutup yang diuraikan di atas, saya berpendapat bahwa sebaiknya mereka –kaum muslimah- meluruskan niat, membekali diri dengan pemahaman dan ilmu yang cukup terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk memakai jilbab. Karena bagi saya, detik saat memutuskan untuk memakai jilbab sama seperti membeli ‘one way ticket’. Maksudnya, tidak bisa berjalan mundur kembali. Dalam hal ini tidak ada alasan untuk menanggalkan jilbab kecuali pada mereka yang memang muhrimnya. Untuk yang ‘terpaksa’ buka-tutup jilbab karena alasan ekonomi, maka perbanyaklah mencari ilmu untuk mempertebal keyakinan bahwa rejeki itu sudah di atur oleh-NYA. Tidak mungkin Allah mempersempit rejeki karena kita menjalankan apa-apa yang diperintahkan-NYA.

Ada teman saya seorang muslimah bilang begini ;
Saya bukanlah seorang ‘jilbaber’-jilbab super lebar dan gamis gombrong- namun saya terus belajar untuk meluruskan niat, memperkuat iman , mempertebal keyakinan dan memperbaiki diri.

Saya sendiri tidak berani ‘nge-judge’’ bahwa mereka yang memakai jilbab’biasa’ tidak sebaik mereka yang berjilbab lebar dan gamis. Sebab hanya Allah yang Maha Tahu dan berhak menilai masing-masing orang. “Don’t judge a book by its cover”

Mazz adeeth minta maaf apabila terdapat kekurangan/kesalahan dalam penulisan ini, karena dangkalnya pengetahuan dalam mendalami Islam sebagai agama yang dicintai. Semua hanya berpulang kepada niat baik dan didasari hati yang ikhlas, tulus, serta niat ingin berbagi.

Wallahu a’lam bish-shawab.

Smoga bermanfaat.
Amieeeen,.61x.

وألسـلام عليكم ورحمة الله وبركات


Mazz Adeeth ألفقير إلل


CIREBON, Senin 12 Oktober 2009.

Allah Tempat Kita Bergantung

Segala puji bagi Allah subhanahu wa ta’ala, Rabb semesta alam.
Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad shalallahu ‘alaihi wassalam, keluarga, para sahabat, dan orang-orang yang mengikuti beliau hingga akhir zaman.

Ya Allah, peliharalah aku dengan Islam ketika aku berdiri. Peliharalah aku dengan Islam ketika aku duduk. Peliharalah aku dengan Islam ketika aku terbaring. Jangan gembirakan orang yang memusuhiku dan yang menyimpan dengki kepadaku. Ya Allah, aku memohon kepada-Mu semua simpanan kebaikan yang ada di Tangan-Mu. Dan aku berlindung kepada-Mu dari seluruh simpanan kejahatan yang ada di Tangan-Mu." (HR. Al Hakim dalam Al Mustadrak, I/525)

Ini adalah do’a yang diucapkan Amirul Mukminin, Umar bin Khattab ra. Kelihatannya sederhana. Meminta perlindungan Allah swt dari segala sisi. Memohon semua kebaikan dan menolak semua kejahatan. Tapi, curahan kata-kata itu begitu mencakup seluruh bentuk tameng perlindungan yang harus dipintakan seorang hamba kepada Allah swt.

Tapi, pernahkah kita merasakan begitu sulitnya merangkai kata dan kalimat dalam sebuah pinta kepada pemilik sifat Ash Shamad, Tempat Meminta. Pernahkah kita merasakan kesulitan merangkum permohonan dan menumpahkannya dalam do’a kepada Yang Maha Kaya. Bukan karena kita yang tidak pandai menyusun kata, karena do’a memang tidak harus dibumbui dengan kata-kata puitis yang justru menjadi semakin sulit dipahami. Masalahnya, lidah terasa kelu untuk meminta, dan jiwa sulit sekali dipertemukan dengan bait-bait kata yang menyimpan permohonan sangat dan menyeluruh kepada Allah swt, Yang Maha Kuasa atas segalanya.

Saudaraku,........
Tahukah apa rahasia di balik keindahan do’a dan kesempurnaan munajat yang diucapkan oleh orang-orang shalih? Sesungguhnya untaian kata dalam do’a, adalah ekspresi dari kedalaman perasaan mereka terhadap apa yang mereka pintakan kepada Allah swt. Rasa begitu bergantung dan bersandar pada ke Maha Kuasa dan ke Maha Besaran Allah swt sehingga menjadikan mereka bertenaga dalam mengungkapkan harapannya kepada Allah swt sebagai satu-satunya tempat meminta.

Begitulah, untaian kata dan hubungannya dengan letupan serta gelora yang ada dalam jiwa. Rasulullah saw dan para sahabatnya, yang memiliki tingkat ketawakkalan sangat tinggi kepada Allah swt, begitu indah mengungkapkan kata demi kata yang mencakup harapannya kepada Allah swt. Para hamba-hamba Allah swt yang shalih itu, mempunyai keyakinan dan iman yang menyala-nyala dalam batinnya, hingga mereka begitu nikmat mengeluarkan rangkaian kata untuk memohon kepada Allah swt secara menyeluruh. Mereka begitu memiliki kedekatan yang intim kepada Allah swt dalam hari-harinya, lalu mereka begitu mudah berinteraksi, berbicara, berdialog, meminta, memohon, bermunajat, berkeluh, bercerita, kepada-Nya.

Saudaraku,........
Mari perhatikan lagi, bagaimana bunyi salah satu do’a yang dipanjatkan Rasulullah saw seperti disampaikan oleh Abdullah bin Umar ra. Ia mengatakan bahwa Rasulullah saw tidak pernah meninggalkan untaian do’a ini ketika pagi dan sore: "Ya Allah, aku memohon kepada-Mu keselamatan di dunia dan akhirat. Ya Allah aku memohon kepada-Mu ampunan dan keselamatan dalam agamaku, duniaku, keluargaku dan hartaku. Ya Allah, tutuplah auratku. Lindungilah ketakutanku. Ya Allah peliharalah aku dari hadapanku, dari belakangku, dari sisi kananku, dari sisi kiriku, dari atasku. Aku berlindung dengan keagunganMu diserang dari bawahku." (HR. Abu Daud dan Ibnu Majah)

Saudaraku,..........
Seperti itulah permohonan yang dipanjatkan Rasulullah saw. Mohon agar perlindungan Allah swt selalu menyertainya dari semua sudut, dari semua sisi, tanpa celah dan lubang yang tersisa, dan di setiap waktu. Meminta agar Allah swt tak pernah membiarkannya menjadi incaran dan korban semua kejahatan dari makhluk-makhluk-Nya. Sungguh-sungguh memanjatkan harapan agar Allah swt menyelamatkan agama, dunia dan akhiratnya, menutupi kekurangannya, membentengi ketakutannya.

Pernahkah kita begitu bergantung kepada Allah swt hingga memanjatkan do’a yang sangat menyeluruh seperti ini? Muatan sebuah do’a benar-benar merupakan pantulan dari ketergantungan seseorang yang begitu tinggi kepada Allah swt. Dan seperti itulah jiwa Rasulullah saw, para sahabatnya juga para orang-orang shalih. Hingga ketergantungan yang demikian besar itu, seorang shalih dahulu, pernah menuliskan surat kepada saudaranya begitu singkat. Katanya, "Wa ba’du. Jika Allah swt bersamamu, siapa lagi yang engkau takuti?? Tapi jika Allah swt meninggalkanmu, kepada siapa engkau meminta?? Wassalam".

Merenunglah di sini,
Tentang ketergantungan kita kepada Yang Maha Kuat. Tentang nyala keimanan dan keyakinan kita kepada Penguasa Kehidupan. Tentang kedekatan dan keintiman kita kepada Pencipta Kehidupan ….

Semakin kita memiliki anasir ketergantungan yang kuat kepada Allah swt seperti itu, kita akan lebih mudah mengucapkan untaian kata permohonan kepada Allah swt. Dan lidah kita, semoga tidak lagi begitu kelu mengutarakan munajat kepada-Nya. Kita semakin merasakan kenikmatan saat meminta dan bersandar kepada Al Qadiir, Yang Maha Kuasa…

Saudaraku,..........
Soal penanaman nilai ketergantungan kepada Allah swt, dilakukan oleh Rasulullah saw kepada sahabatnya dengan begitu kuat. Diriwayatkan, Rasulullah saw, pernah membai’at para sahabatnya untuk tidak meminta kepada sesama manusia atas keperluan apapun. Mereka yang dibai’at ketika itu adalah Abu Bakar Shiddiq, Abu Dzar, Tsauban, dan beberapa orang lainnya, radhiallahu anhum. Disebutkan dalam sirah, orang-orang yang dibai’at Rasulullah itu kemudian tidak pernah meminta tolong kepada orang lain. Jika tali kekang atau kendali untanya jatuh, ia akan turun dan mengambilnya sendiri dan tidak meminta tolong orang lain untuk mengambilkannya." (HR. Muslim)

Itulah tawakkal,
Ketergantungan yang menjadikan seseorang tahu bahwa dirinya hanya bersandar dan berharap kepada-Nya. Lalu secara otomatis sangat memelihara diri dari penyimpangan yang bisa menjadi indikasi keterlepasannya dari ketergantungannya pada Allah swt. Dan Allah swt pasti menjaga hamba-hamba-Nya yang sangat bergantung kepada-Nya.

Mazz adeeth minta maaf apabila terdapat kekurangan/kesalahan dalam penulisan ini, karena dangkalnya pengetahuan dalam mendalami Islam sebagai agama yang dicintai. Semua hanya berpulang kepada niat baik dan didasari hati yang ikhlas, tulus, serta niat ingin berbagi.

Wallahu a’lam bish-shawab.

Smoga bermanfaat.
Amieeeen,.61x.

وألسـلام عليكم ورحمة الله وبركات


Mazz Adeeth ألفقير إلل


CIREBON, Selasa 13 Oktober 2009.

99 Langkah Menuju Kesempurnaan Iman

Segala puji bagi Allah subhanahu wa ta’ala, Rabb semesta alam.
Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad shalallahu ‘alaihi wassalam, keluarga, para sahabat, dan orang-orang yang mengikuti beliau hingga akhir zaman.

99 Langkah Menuju Kesempurnaan Iman ;

01. Bersyukur apabila mendapat nikmat;
02. Sabar apabila mendapat kesulitan;
03. Tawakal apabila mempunyai rencana/program;
04. Ikhlas dalam segala amal perbuatan;
05. Jangan membiarkan hati larut dalam kesedihan;
06. Jangan menyesal atas sesuatu kegagalan;
07. Jangan putus asa dalam menghadapi kesulitan;
08. Jangan usil dengan kekayaan orang;
09. Jangan hasad dan iri atas kesuksessan orang;
10. Jangan sombong kalau memperoleh kesuksessan;
11. Jangan tamak kepada harta;
12. Jangan terlalu ambitious akan sesuatu kedudukan;
13. Jangan hancur karena kezaliman;
14. Jangan goyah karena fitnah;
15. Jangan berkeinginan terlalu tinggi yang melebihi kemampuan diri.
16. Jangan campuri harta dengan harta yang haram;
17. Jangan sakiti ayah dan ibu;
18. Jangan usir orang yang meminta-minta;
19. Jangan sakiti anak yatim;
20. Jauhkan diri dari dosa-dosa yang besar;
21. Jangan membiasakan diri melakukan dosa-dosa kecil;
22. Banyak berkunjung ke rumah Allah (masjid);
23. Lakukan shalat dengan ikhlas dan khusyu;
24. Lakukan shalat fardhu di awal waktu, berjamaah di masjid;
25. Biasakan shalat malam;
26. Perbanyak dzikir dan do'a kepada Allah;
27. Lakukan puasa wajib dan puasa sunat;
28. Sayangi dan santuni fakir miskin;
29. Jangan ada rasa takut kecuali hanya kepada Allah;
30. Jangan marah berlebih-lebihan;
31. Cintailah seseorang dengan tidak berlebih-lebihan;
32. Bersatulah karena Allah dan berpisahlah karena Allah;
33. Berlatihlah konsentrasi pikiran;
34. Penuhi janji apabila telah diikrarkan dan mintalah maaf apabila karena sesuatu sebab tidak dapat dipenuhi;
35. Jangan mempunyai musuh, kecuali dengan iblis/syaitan;
36. Jangan percaya ramalan manusia;
37. Jangan terlampau takut miskin;
38. Hormatilah setiap orang;
39. Jangan terlampau takut kepada manusia;
40. Jangan sombong, takabur dan besar kepala;
41. Berlakulah adil dalam segala urusan;
42. Biasakan istighfar dan taubat kepada Allah;
44. Hiasi rumah dengan bacaan Al-Quran;
45. Perbanyak silaturrahim;
46. Tutup aurat sesuai dengan petunjuk Islam;
47. Bicaralah secukupnya;
48. Beristeri/bersuami kalau sudah siap segala-galanya;
49. Hargai waktu, disiplin waktu dan manfaatkan waktu;
50. Biasakan hidup bersih, tertib dan teratur;
51. Jauhkan diri dari penyakit-penyakit bathin;
52. Sediakan waktu untuk santai dengan keluarga;
53. Makanlah secukupnya tidak kekurangan dan tidak berlebihan;
54. Hormatilah kepada guru dan ulama;
55. Sering-sering bershalawat kepada nabi;
56. Cintai keluarga Nabi saw;
57. Jangan terlalu banyak hutang;
58. Jangan terlampau mudah berjanji;
59. Selalu ingat akan saat kematian dan sedar bahawa
kehidupan dunia adalah kehidupan sementara;
60. Jauhkan diri dari perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat seperti ngobrol yang tidak berguna;
61. Bergaul lah dengan orang-orang soleh;
62. Sering bangun di penghujung malam, berdoa dan beristighfar;
63. Lakukan ibadah haji dan umrah apabila sudah mampu;
64. Maafkan orang lain yang berbuat salah kepada kita;
65. Jangan dendam dan jangan ada keinginan membalas kejahatan dengan kejahatan lagi;
66. Jangan membenci seseorang karena pahaman dan pendiriannya;
67. Jangan benci kepada orang yang membenci kita;
68. Berlatih untuk berterus terang dalam menentukan sesuatu pilihan
69. Ringankan beban orang lain dan tolonglah mereka yang mendapatkan kesulitan.
70. Jangan melukai hati orang lain;
71. Jangan membiasakan berkata dusta;
72. Berlakulah adil, walaupun kita sendiri akan mendapatkan kerugian;
73. Jagalah amanah dengan penuh tanggung jawab;
74. Laksanakan segala tugas dengan penuh keikhlasan dan kesungguhan;
75. Hormati orang lain yang lebih tua dari kita
76. Jangan membuka aib orang lain;
77. Lihatlah orang yang lebih miskin daripada kita, lihat pula orang yang lebih berprestasi dari kita;
78. Ambilah pelajaran dari pengalaman orang-orang arif dan bijaksana;
79. Sediakan waktu untuk merenung apa-apa yang sudah dilakukan;
80. Jangan sedih karena miskin dan jangan sombong karena kaya;
81. Jadilah manusia yang selalu bermanfaat untuk agama,bangsa dan negara;
82. Kenali kekurangan diri dan kenali pula kelebihan orang lain;
83. Jangan membuat orang lain menderita dan sengsara;
84. Berkatalah yang baik-baik atau tidak berkata apa-apa;
85. Hargai prestasi dan pemberian orang;
86. Jangan habiskan waktu untuk sekedar hiburan dan kesenangan;
87. Akrablah dengan setiap orang, walaupun yang bersangkutan tidak menyenangkan.
88. Sediakan waktu untuk berolahraga yang sesuai dengan norma-norma agama dan kondisi diri kita;
89. Jangan berbuat sesuatu yang menyebabkan fisikal atau mental kita menjadi terganggu;
90. Ikutilah nasihat orang-orang yang arif dan bijaksana;
91. Pandai-pandailah untuk melupakan kesalahan orang dan pandai-pandailah untuk melupakan jasa kita;
92. Jangan berbuat sesuatu yang menyebabkan orang lain terganggu dan jangan berkata sesuatu yang dapat menyebabkan orang lain terhina;
93. Jangan cepat percaya kepada berita jelek yang menyangkut teman kita sebelum dipastikan kebenarannya;
94. Jangan menunda-nunda pelaksanaan tugas dan kewajiban;
95. Sambutlah huluran tangan setiap orang dengan penuh keakraban dan keramahan dan tidak berlebihan;
96. Jangan memforsir diri untuk melakukan sesuatu yang diluar kemampuan diri;
97. Waspadalah akan setiap ujian, cobaan, godaan dan tentangan. Jangan lari dari kenyataan kehidupan;
98. Yakinlah bahwa setiap kebajikan akan melahirkan kebaikan dan setiap kejahatan akan melahirkan merusakan;
99. Jangan sukses di atas penderitaan orang dan jangan kaya dengan memiskinkan orang

Smg ini bisa menjadi cerminan hidup kita sehari-hari..
Aamiieeen,.61x.

Mazz adeeth minta maaf apabila terdapat kekurangan/kesalahan dalam penulisan ini, karena dangkalnya pengetahuan dalam mendalami Islam sebagai agama yang dicintai. Semua hanya berpulang kepada niat baik dan didasari hati yang ikhlas, tulus, serta niat ingin berbagi.

Wallahu a’lam bish-shawab.

Smoga bermanfaat.
Amieeeen,.61x.

وألسـلام عليكم ورحمة الله وبركات


Mazz Adeeth ألفقير إلل


CIREBON, Rabu 14 Oktober 2009.

Separuh Dien

Segala puji bagi Allah subhanahu wa ta’ala, Rabb semesta alam.
Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad shalallahu ‘alaihi wassalam, keluarga, para sahabat, dan orang-orang yang mengikuti beliau hingga akhir zaman.

Mungkin sudah tak asing lagi istilah ini kita dengar, karna pastilah semua orang akan langsung tertuju pada satu kata : Menikah.

Ya, sudah jelas perintah untuk menyempurnakan separuh dien ini tersebut di dalam ayat suci Al Qur'an. Indah terangkai dalam salah satu firman-Nya yang kerap kali dicantumkan pada undangan-undangan walimah. Bahkan hadist-hadist pun turut mendukung perintah agama ini. Menjadi ibadah sunnah, dan menjanjikannya dengan berbagai keutamaan sekaligus ladang pahala. Namun, seperti apakah hakikat sebuah pernikahan itu sendiri?

Apakah mencintai dulu kemudian menikah, ataukah menikah untuk saling mencintai? terserah anda menginterpretasikannya. Memang yang kebanyakan terjadi adalah menikah karna terlanjur cinta. Tapi tergolong sedikit yang menikah, baru kemudian mencintai. Namun menikah karna Allah, itulah niat yang utama untuk merintis sebuah bangunan rumah tangga dalam suatu pernikahan. Awalnya aku memang sedikit bingung dengan istilah 'menikah karna Allah' ini. Juga seperti apakah makna mencintai seseorang karena Allah. Setelah Diskusi dengan Ustadz'ku beberapa bulan yang lalu, dan juga membaca seputar buku-buku Islami, membuatku ingin menuliskannya disini.

Menikah karna Allah, bisa di artikan kita meluruskan niat untuk menunaikan ibadah sunnah yang dianjurkan Rasulullah ini, dengan siapapun yang baik menurut Allah. Ketika memilih pasangan hidup, menyertai dengan sholat istikharah, meminta petunjuk-Nya, benarkah dia yang terbaik untuk menemani sisa perjalanan hidup bersama. Kalau memang jodoh, insyaAllah dipermudah. Makanya tidak perlu khawatir kalau kita belum terlalu mengenal calon pasangan hidup kita. Karena Allah pastilah lebih mengetahui yang terbaik untuk kita. Alasan fisik, adalah hal yang normal ketika memilih pasangan. Namun jika cantik saja sudah cukup, buat apa cantik banget? hehe..61x.
Ya, itu manusiawi. Namun, jika kita meluruskan niat, maka kita akan merasa cukup dengan apa yang diberikan Allah. Bahkan ada pula yang saking meluruskan niatnya untuk menikah karena Allah, kemudian dia menerima seperti apapun kondisi calon pasangannya. Apakah dia buta, lumpuh, atau apapun.. Subhanallah..

Menikah karena Allah.. Karena Allah menyukai hamba-Nya yang menikah.. Karena banyak keutamaan dan ladang pahala dengan pernikahan.. Dengan melakukan hal-hal yang disukai Allah, maka secara tidak langsung kita sudah mencintai Allah, walaupun konteks mencintai Allah lebih luas dari itu.. Dan mencintai seseorang karena Allah, adalah mencintainya karena pada diri orang itu, terdapat sifat-sifat yang di cintai Allah.. Maka mungkin ketika suatu saat rasa cinta kepada suami/istri sudah memudar, jika mengingat kembali niat utama pernikahan itu, yaitu menikah karna Allah, mudah-mudahan tumbuh kembali benih-benih cinta, untuk bersinergi menuju cinta dan ridha Allah..

" Siapa yang menikah maka ia telah sempurna setengah keimanannya, maka takutlah kepada Allah terhadap setengah sisanya " (HR. At-Tabrani)

Duuh..bahagianya aku ketika saudara-saudariku menggenapkan separuh Dien-Nya…Subhanallah.
Baarakallaahu laka, wa baarakallahu ¡alaika, wa jamaka bainakuma fii khaiir. Semoga Allah karuniakan barakah kepadamu dan semoga Ia limpahkan barakah atasmu, dan semoga Ia himpun kalian berdua dalam kebaikan.

Akhir minggu ini, sahabatku pun tengah melangkah menuju penyempurnaan separuh Dien-Nya..
Tinggal selangkah lagi,giliran saya sendiri kpn ya?
qiqiqi,..61x, doakan saya ya saudaraku.
smoga saya jg dlm waktu dekat ini/thn ini bs menjemput pasangan hidup yg terbaek menurut Allah Azza Wa'jalla.
Amieeen,..61x.

Saudaraku…
Menikah bukan sekedar perkara suka atau tidak suka, cinta atau tidak cinta….
Menikah lebih dari itu. Separuh agama akan terpenuhi, perjanjian yang agung akan terjadi
hingga arasy berguncang dan semesta pun bertasbih haru.
Cinta dapat dipelajari, menyukai seseorang dapat dilatih…itu bukan kebohongan.

ini adalah pesan saya buat saudara-saudariku yg akan menikah ;

Saudariku yang dicintainya karena Allah…
Suami yang menikahimu tidaklah semulia Muhammad
Tidak pula setaqwa Ibrahim, dan tidak setabah Ayyub
Suamimu hanyalah pria akhir zaman, yang punya cita-cita membangun keturunan yang shaleh
Pernikahan mengajarkan yang bernaung dibawahnya kewajiban bersama
Suami adalah nahkoda kapal, dan engkau adalah navigatornya
Suami menjadi rumah, engkau penghuninya
Suami menjadi guru, engkau muridnya
Seandainya suamimu lupa….bersabarlah mengingatkannya.

semoga kelak saudaraku menjadi suami yg sholeh, menjadi imam dunia akhirat,yang akan melahirkan para pejuang panji-panji kebenaran Islam..Amieeen,..61x

Saudaraku yang kelak menjadi imam bagi saudariku ini..
Istri yang kamu nikahi tidaklah semulia Khadijah
Tidak pula setaqwa Aisyah, dan tidak seteguh Fatimah
Istrimu hanyalah wanita akhir zaman,yang memiliki cita-cita menjadi istri yang sholehah.
Pernikahan kelak akan mengajarkan insan yang menanunginya kewajiban bersama.
Istri menjadi tanah, maka engkau penaungnya
Istri menjadi tanaman, engkaulah pemagarnya
Istri menjadi anak kecil, engkau tempat bermanjanya.
Seandainya istrimu tulang yang bengkok, berhati-hatilah engkau meluruskannya.

semoga kelak saudariku menjadi istri yg sholehah, menjadi perhiasan dunia…yang kan melahirkan para pejuang panji-panji kebenaran Islam..
Amieeen,..61x.

Mazz adeeth minta maaf apabila terdapat kekurangan/kesalahan dalam penulisan ini, karena dangkalnya pengetahuan dalam mendalami Islam sebagai agama yang dicintai. Semua hanya berpulang kepada niat baik dan didasari hati yang ikhlas, tulus, serta niat ingin berbagi.

Wallahu a’lam bish-shawab.

Smoga bermanfaat.
Amieeeen,.61x.

وألسـلام عليكم ورحمة الله وبركات


Mazz Adeeth ألفقير إلل


CIREBON, Kamis 15 Oktober 2009.

Menikah adalah fitrah, merupakan ibadah tempat menuai berkah

Segala puji bagi Allah subhanahu wa ta’ala, Rabb semesta alam.
Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad shalallahu ‘alaihi wassalam, keluarga, para sahabat, dan orang-orang yang mengikuti beliau hingga akhir zaman.

"Menikah, adalah fitrah, merupakan ibadah tempat menuai berkah"

Banyak hal yang bisa menjadi motivasi seseorang untuk menikah, ada yang mengatas namakan cinta, sebagai tempat melabuhkan hatinya, belahan jiwa untuk berbagi suka dan duka, sebagai sarana meneruskan keturunan, untuk menyalurkan hasrat manusiawinya, dan lain sebagainya. Semua itu tentu tidaklah salah, karena memang hanya dengan menikahlah hal itu menjadi halal, legal, bermartabat dan terhormat.

Namun apakah hanya sampai disitu nilai sebuah pernikahan? Tentu saja tidak, karena sepasang burung pun melakukannya, mereka bahu membahu membangun sarangnya, bergantian mengerami telurnya, setiap pagi induknya mencari makan untuk anak-anaknya hingga mereka bisa terbang dan sanggup mencari makan sendiri. Subhanallah burung-burung itu telah mengajarkan arti kehidupan pada kita.

Rasulullah, teladan kita yang mulia telah mengajarkan bahwa menikah itu adalah ibadah. Kita sering mendengar pernyataan seperti itu, tapi apakah kita benar-benar memahaminya. Allahu'alam. Sungguh dibalik pernyataan sederhana itu terdapat banyak hikmah yang harus selalu kita gali, kita renungi, kita patri dalam hati, dan semoga bisa menjadi penghias diri, sebagai bekal di hari nanti.

Menikah itu ibadah, tidaklah Allah menciptakan diri ini melainkan hanya untuk beribadah kepadaNya. Seluruh gerak kita sepatutnya kita niatkan untuk beribadah kepadaNya. Seluruh khilaf kita sepatutnya kita mohonkan ampun padaNya. Seluruh nikmat yang kita dapat sepatutnya kita syukuri dengan memuji namaNya. Setiap ujian yang datang sepatutnya kita hanya memohon pertolonganNya.

Menikah itu ibadah, karena kecintaan kita pada istri akan mendorong kita untuk membimbingnya pada kebaikan yang akan menghadirkan kecintaan Allah pada keluarga kita. Adakah cinta yang lebih patut kita harapkan dari cintanya Sang Maha Pencinta. Ketika suami istri saling menggenggam tangan, maka berguguranlah dosa-dosa mereka dari sela-sela jari. Adakah yang lebih beruntung dari orang-orang yang diampuni dosanya. Ketika istri dapat menyenangkan suaminya sehingga suaminya ridho, maka dibukalah pintu-pintu surga agar dia dapat memasukinya dari manapun dia suka. Subhanallah.

Menikah itu ibadah, Allah akan menolong hambaNya yang menikah karena ingin menjaga diri dari perbuatan zina. Jikalau menikah itu hanya untuk menyalurkan hasrat seksualnya, bukanlah tidak mungkin jika belum terpuaskan hasratnya dia akan mencari pelampiasan lain yang tidak halal. Maka jangan heran kalau kita pernah mendengar seorang aktifis dakwah yang berselingkuh dengan tetangganya, naudzubillah. Sungguh mulia ketika Rasulullah mengatakan menikah itu akan menjaga kehormatan kita, beliau tidak mengatakan bahwa menikah itu akan menjadi tempat menyalurkan hasrat kita. Meskipun pelaksanaannya sama sungguh nilainya sangat jauh berbeda, Allahu Akbar.

Menikah itu ibadah, insyAllah kita akan diamanahkan anak-anak yang akan menjadi hiburan bagi orang tuanya, ia nya adalah rizqi dari Allah sebagai pengikat hati orang tua. Membinanya bukanlah suatu beban melainkan sebuah amanah indah yang harus kita tunaikan, karena kebaikan dan doanya akan menjadi deposito pahala yang tak pernah putus hingga kita tiada. Maka bersyukurlah pada Allah atas segala nikmat yang bahkan kita tidak mengetahuinya.

Menikah itu ibadah, maka syaitan akan mengerahkan seluruh bala tentaranya untuk menghalang-halangi setiap usaha anak manusia untuk melaksanakan dan mempertahankan pernikahan. Pernikahan yang penuh barokah adalah benteng iman yang paling kokoh, melindungi orang-orang di dalamnya dari gempuran hizbu syaitan yang kian dahsyat di saat kiamat sudah dekat. Karena berarti realisasi janji syaitan untuk membawa pengikut sebanyak-banyaknya semakin mendekati dead line. Selain berharap hanya pada pertolongan Allah, dituntut kesabaran dan keikhlasan kita dalam mengarungi bahtera yang kadang bergelombang dan berbadai ini.

Menikah itu ibadah, tapi menikah bukanlah puncak prestasi yang patut kita bangga-banggakan, janganlah sampai kita merasa diri lebih baik dari orang lain karena kita sudah menikah. Marilah kita berlindung pada Allah dari tipu daya syaitan seperti ini. Sepatutnya pernikahan itu menjadi sebuah madrasah, media dakwah dan tarbiyah. Menjadikan kita semakin merasakan Kebesaran Allah, menjadikan tumbuhnya cinta dan kasih sayang semakin menjauhkannya dari hubbud dunya, membuat kita semakin mengerti akan kegelisahan saudara kita. Sehingga keberkahannya akan beresonansi pada orang-orang di sekitarnya.

Mazz adeeth minta maaf apabila terdapat kekurangan/kesalahan dalam penulisan ini, karena dangkalnya pengetahuan dalam mendalami Islam sebagai agama yang dicintai. Semua hanya berpulang kepada niat baik dan didasari hati yang ikhlas, tulus, serta niat ingin berbagi.

Wallahu a’lam bish-shawab.

Smoga bermanfaat.
Amieeeen,.61x.

وألسـلام عليكم ورحمة الله وبركات


Mazz Adeeth ألفقير إلل


CIREBON, Jum'at 16 Oktober 2009.

Meanwhile, stay super!

Anda adalah pribadi bintang
jika Anda menerima yang ada sebagai yang terbaik,
lalu mengupayakan yang lebih baik lagi, karena yakin
yang betul-betul terbaik - belum datang.

Itulah optimisme.


Maka,
jangan keluhkan yang telah ada pada Anda, karena ia adalah modal untuk mendapatkan yang sekarang belum Anda capai atau miliki.

Mensyukuri yang telah ada adalah syarat dasar bagi kepantasan untuk mendapatkan yang Anda inginkan.

Rasa syukur
adalah pengutuh dari optimisme Anda.

………..


Anda akan menjadi pribadi yang dihargai dan tidak terlupakan,
jika Anda menjadikan kehadiran Anda sebuah keuntungan
bagi orang lain.


Aroma pribadi yang paling menarik dalam perniagaan dan hubungan antar pribadi adalah potensi untuk menguntungkan orang lain.

Jika Anda berperan bagi kebaikan kehidupan orang lain, Anda akan didudukkan di tempat-tempat yang baik.

Semakin besar kemampuan Anda untuk menguntungkan orang lain, akan semakin tinggi penghargaan atas pekerjaan Anda, dan semakin harum pujian yang diresapkan pada nama Anda.

Karena, pribadi yang diutamakan adalah pribadi yang besar manfaatnya bagi sesamanya.

………..


Begitu dulu ya?

Sampai nanti.

Loving you all as always,

Mario Teguh

Marilah kita menjadi pribadi Indonesia yang saling mengasihi

Marilah kita semua memanjatkan doa kepada Tuhan Yang Maha Pengasih untuk menguatkan saudara-saudara kita yang sedang dicoba dengan ketakutan, kesedihan, kepedihan, dan kehilangan yang tak mungkin bisa kita hadapi dengan tabah – tanpa penguatan dari Tuhan Yang Maha Melindungi.

Dalam perasaan berduka yang dalam ini, marilah kita mengirimkan bantuan dalam bentuk dan ukuran yang dapat kita upayakan.

Jika hari ini kita masih bisa sarapan pagi bersama keluarga, marilah kita ingat bahwa saudara-saudara kita di Sumatera Barat banyak yang tidak lengkap lagi keluarganya menjelang sarapan pagi ini.

Jika kita masih bisa mencium pipi hangat dari istri dan anak-anak terkasih kita, ingatlah bahwa banyak saudara kita di Sumatera Barat yang belum mengetahui keberadaan dan keadaan anggota keluarga mereka.

Maka,

Sahabat Indonesia yang mulia hatinya,

Marilah kita melebihkan doa dan bantuan bagi saudara-saudara terkasih kita yang sedang terpedihkan hati dan kehidupannya di Sumatera Barat.

Marilah kita menjadi pribadi Indonesia yang saling mengasihi.

Berkasih-sayanglah dan berdermalah, karena bencana yang terjadi kepada saudara-saudara kita adalah tanda bagi lebih diperhatikannya perilaku hati kita, yang sedang diharapkan untuk memuliakan mereka yang sedang membutuhkan pertolongan dan penguatan.

Marilah kita memuliakan Tuhan, dengan memuliakan saudara-saudara kita.

Dalam duka cita yang dalam ini, marilah kita semua lebih mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Pengasih.

"Tuhan kami Yang Maha Pengasih, Indonesia sedang berduka.

Sayangilah kami, kasihilah kami, dan lindungilah kami.

Jadikanlah kami pribadi Indonesia yang saling mengasihi."

...........

Terima kasih dan salam super,

Mario Teguh

Kecanduan Seks

Ada perbedaan besar antara seseorang yang melakukan hubungan seksual karena berselingkuh, dan yang memang mengidap kecanduan seks. Seseorang yang kecanduan seks sebenarnya mengidap perilaku seksual obsessive-compulsive. Hal ini menyebabkan stres pada dirinya dan keluarganya, karena mereka tidak sanggup mengontrol perilaku individu ini. Pengidap kecanduan seks karena perilaku seksual yang menyimpang ini membutuhkan bantuan psikologis untuk menanganinya.


Kecanduan seks juga tak hanya dialami pria. Wanita pun bisa mengalaminya, meskipun jumlahnya tak begitu banyak (penyanyi Amy Winehouse adalah salah satunya). Wanita lebih cenderung mengalami kecanduan cinta, dimana mereka sangat membutuhkan perhatian dan dipuja. Sebagian dari wanita yang mengidap perilaku ini merasa mereka hanya dihargai karena tubuh mereka, oleh karena itu mereka menggunakan kemolekan tubuh untuk menarik perhatian atau mendapatkan cinta dari pria.



Lalu bagaimana cara mengetahui bahwa seseorang mengalami kecanduan seks?

Tidak menikmati sesi bercinta yang normal
Seorang pria akan selalu komplain tentang kurangnya variasi dalam bercinta dengan pasangannya. Sesi bercinta yang lazim dilakukan rata-rata pasangan tidak membuatnya puas. Ia menginginkan gerakan-gerakan yang dilakukan bintang porno kelas hard core. Ia terpaku pada angka-angka, seperti berapa kali posisi seks yang pernah dilakukan, atau berapa kali ia ingin mencapai orgasme dalam semalam.

Menjalani dua kehidupan
Apakah Anda pernah meragukan apakah si dia memiliki hubungan dengan orang lain hanya untuk mendapatkan kesenangan seksual? Apakah Anda merasa ia tidak jujur terhadap Anda? Meskipun Anda sudah berulangkali mengajaknya berbicara, ia masih tak dapat mengontrol dirinya?

Terus-menerus mencari hal-hal seksual
Pria yang sering menonton film, majalah, atau bacaan porno, masih dapat dikatakan normal. Namun bila hal-hal tersebut menjadi satu-satunya perhatiannya, bahkan pada waktu atau tempat yang tidak memungkinkan, inilah yang perlu diwaspadai. Jika history pada browser internetnya hanya menampilkan situs-situs porno, dan inbox email-nya dipenuhi dengan undangan untuk bergabung situs-situs porno tersebut, lebih baik Anda hati-hati.

Hanya seks dalam pikirannya
Dalam dorongan seksualnya yang tak tertahankan, atau hubungan cintanya, ia mengabaikan tanggung jawab spiritual, profesional, maupun sosialnya. Bahkan ketakutan yang ekstrim akan penularan penyakit menular seksual (PMS) tidak membuatnya kesulitan dalam petualangan seksualnya.

Sering menjauhkan diri
Ketika ingin berhubungan seksual, ia begitu mendambakan sesi yang hebat. Namun usai bercinta dengan pasangannya, ia akan dilanda rasa bersalah karena telah terlibat secara fisik dengan wanita. Ia pun akan segera menjauhkan diri, karena khawatir dengan dorongan yang terus berulang, yang tak mampu diatasinya.

Tidak peduli akan terjegal masalah hukum
Pecandu seks akan mengambil risiko apa pun untuk menikmati kesenangan seksual. Namun, seperti saat kecanduan apa saja, semakin banyak yang didapatkan, semakin banyak ia membutuhkannya. Ia akan melakukan phone sex, melakukan hubungan dengan PSK, voyeurisme, atau eksibionisme. Seorang sex addict sadar bahwa tindakannya melanggar kesusilaan, namun dorongan untuk seks membuatnya mengabaikan kekhawatiran itu.

Makin lama makin sulit dikendalikan
Jika seorang wanita telah melihat sebagian ciri di atas, dan pria pasangannya ini terus dipenuhi perasaan bersalah, malu, bahkan menyesal, muncul keinginan untuk bunuh diri, sadarilah bahwa hal ini hanya disebabkan karena ia tidak dapat menghentikan dirinya melakukan sesuatu yang buruk. Tak hanya untuk dirinya, tetapi juga pasangannya.

Ketika sudah tertangkap basah, atau ketika kecanduannya membuat mereka tidak mungkin beraktivitas, seorang pecandu seks akan mulai mencari bantuan. Seringkali mereka harus masuk pusat rehabilitasi sehingga bisa keluar dari lingkungan dan kebiasaan normalnya.
 
http://acha410.blogspot.com/2009/10/kecanduan-seks.html

Bagaimana cara memakai bra yang benar

Bagaimana memilih bra yang sesuai dengan bentuk payudara Anda. Jenis bra seperti apa yang cocok untuk payudara besar atau payudara kecil, dan lain sebagainya. Setelah mendapatkannya, kini Anda perlu tahu bagaimana cara memakai bra yang benar, serta bagaimana menyimpan dan mencuci bra agar tetap awet. Charla Krupp, penulis buku How Not To Look Old, membagikan tip-nya untuk Anda:



  1. Perbaharui ukuran bra jika tubuh mengalami perubahan. Jika berat badan bertambah atau berkurang, Anda baru memiliki bayi, menjelang menopause, sedang mengonsumsi pil KB, kemungkinan ukuran payudara Anda berubah. Produsen bra Wacoal menyatakan, bahwa dalam 10 tahun terakhir (di Amerika) ukuran rata-rata bra meningkat dari 34B menjadi 36D. Anda pun bisa jadi mengalami hal yang sama. 
  2. Bra yang tepat akan mengangkat payudara Anda, dan memberikan lebih banyak jarak dari torso di bawah tali bra, sehingga tubuh terlihat lebih panjang dan ramping. Inilah bagian paling ramping dari torso sehingga Anda tidak menyembunyikannya di balik payudara yang menurun (karena menggunakan bra yang salah).
  3. Kenakan underwire bra khususnya jika nomor cup bra Anda D. Jangan mengenakan bra dengan minimizer hanya supaya menekan payudara yang besar dan membuatnya lebih kecil. Yang terjadi nanti malah payudara Anda tumpah ke atas dan ke samping. Anda juga jadi sulit bernafas karena menggunakan bra yang terlalu sempit.
  4.  
  5. Siapkan berbagai jenis bra untuk berbagai kesempatan. Anda tak akan tahu bagaimana jenis pakaian Anda membutuhkan bra dengan tipe tertentu. Jika Anda ingin memakai gaun kemben, tentu Anda membutuhkan strapless bra. Saat berolahraga, Anda memerlukan sports bra. Juga, jangan mengembalikan gaun Anda yang berleher rendah ke dalam lemari karena Anda tidak memiliki cleavage bra.
  6. Lupakan bra berwarna putih. Bra putih sama sekali tidak indah dipakai. Bayangkan bila Anda memakai kemeja putih yang tipis, lalu tampak bayangan bra Anda yang juga berwarna putih. Bra berwarna nude lebih sesuai, karena tak akan nampak dari balik blus yang tipis. Bra warna hitam juga diperlukan untuk jenis pakaian lain, terutama atasan berwarna hitam. 
  7. Kenakan bra yang kasual untuk akhir minggu. Banyak wanita yang langsung melepas bra-nya begitu sampai di rumah. Padahal, payudara tetaplah perlu penyangga. Di akhir minggu yang santai, Anda juga ingin memakai bra yang tak terlalu rapat membungkus payudara Anda. Kenakan bra jenis racerback underwire yang memiliki spons yang tipis, dan tali menyilang yang cukup lebar sehingga tidak membuat lemak di bagian punggung menonjol ke luar. 
  8. Berinvestasilah dengan bra yang berkualitas baik, meskipun harganya sedikit mahal. Anda yang berpayudara besar jelas membutuhkan bra yang baik seperti ini. Bra yang berkualitas membuat pakaian apa pun yang Anda kenakan akan terlihat mahal, dan mengangkat payudara Anda dengan baik. Bra jenis underwire adalah pilihan terbaik untuk segala suasana.
  9. Bra harus disimpan di bagian atas dalam laci dalam keadaan mendatar. Jangan sekali-sekali menggulung atau melipat bra. 
  10. Cuci bra dengan tangan, bukan dengan mesin cuci. Selain itu, jangan mengeringkannya langsung di bawah terik matahari. Mungkin Anda terlalu lelah untuk mencucinya sendiri, namun jangan kecewa jika Anda melihat kawat bra mencuat keluar atau bra menjadi berubah bentuknya. Rata-rata, bra akan bertahan setelah 100 kali pencucian sejak pertama kali dibeli. Jangan mengenakan bra yang sama setiap hari. Bra juga memerlukan waktu untuk beristirahat, sehingga tidak kehilangan elastisitasnya.
  11. Tali, bukan cup, yang harus menyangga payudara. Tali bra seharusnya berada di sedikit bagian bawah punggung, di bawah tulang belikat. Bra juga seharusnya tetap berada di tempatnya meskipun tali bahunya melenceng atau melorot. Kita sering memendekkan tali bahu agar bra terangkat, namun hal ini hanya menyebabkan lemak di punggung tergencet ke atas. Saat mencoba bra yang baru, kencangkan tali bahunya di bagian tengah, atau kaitan yang paling longgar. Saat bra semakin sering dipakai, tali punggung akan mengendur, sehingga tali bahu yang masih kencang akan membantu pemakaian yang lebih nyaman.

BOIKOT SEMUA PRODUK AMERIKA DAN ISRAEL

ONIQ SAYS : BOIKOT SEMUA PRODUK AMERIKA DAN ISRAEL
Untuk anggota INDONESIA TRULY PECUNDANG DUNIA

Oniq Adik Jerry 30 September jam 2:53 Balas
ONIQ SAYS : BOIKOT SEMUA PRODUK AMERIKA DAN ISRAEL

Semenjak seruan boikot produk Yahudi-Amerika kembali digaungkan di seluruh dunia Islam, Innovative Minds (inminds) menjadi salah satu rujukan banyak kaum Muslim untuk melihat daftar produk boikot. Inminds. adalah sebuah unit usaha perangkat lunak yang berspesialisasi dalam penggunaan internet dan teknologi multi-media untuk majukan Islam. “Kami adalah organisasi yang mandiri, tidak mendapat dukungan keuangan dari sumber mana pun,” ujarnya dalam salah satu situs web nya. Sejak dimunculkan pertama kali tahun 1999, situs asal Inggris kini telah menjadi rujukan dalam urusan daftar boikot. Di bawah ini beberapa produk daftar boikot keluaran inminds. (www.inminds.co.uk) dan kelola oleh www.hidayatullah.com. Sebagian ada yang tidak masuk, tapi ada daftar baru, diantaranya daftar produk yang baru masuk adalah klub sepak bola Arsenal.



Coca-Cola

Sejak tahun 1966, Coca-Cola telah setia menjadi pendukung utama Zionis-Israel. Tahun 1997, Delegari Misi Ekonomi Israel memberikan kehormatan Israel Trade Award pada Coca-Cola dan Direktur perusahaan minuman itu, Roberto Goizueta, di acara jamuan makan malam atas bantuan dan kesetiaanya selama 30 tahun dan dianggap ikut menolak seruan Liga Arab dalam seruan memboikot Israel.

Tahun 2001, markas besar minuman Coca-Cola, menjadi tuan rumah dan sponsor utama the American-Israel Chamber of Commerce Awards Gala.

Coca-Cola Israel telah menjadi sponsor program-program pelatihan untuk para pekerja nya dengan subyek konflik Arab-Israel. Program pelatihan itu diciptakan oleh sebuah badan yang dibiayai oleh agen Yahudi dan Israel.

Pada Februari 2002 bekerja sama dengan "friend of Israel" dan Coca Cola menjadi sponsor ceramah oleh tokoh Zionist Israel Linda Gradstein di Universitas Minnesota.

Bulan Pebruari 2002, Coca-Cola telah bersekutu dengan "Friend of Israel" dan Nasional Hillel untuk menjadi co-sponsor kuliah yang diberikan oleh wartawan dan penulis pendukung Zionisme,

Atas perannya yang sangat besar terhadap ambisi Israel, tahun 2002, Coca-Cola mengumumkan membangun pabrik di atas tanah milik Palestina yang dirampas oleh Israel. Tanah di Kiryat Gat untuk pendirian pabrik Coca-cola ini sebagai imbalan atas sumbangan bernilai jutaan dolar yang diberikan oleh Coca-cola. Besarnya sumbangan Coca-cola ini sangat ditopang oleh tingginya angka penjualan produk-produk Coca-cola, serta banyaknya produk yang mereka hasilkan.

Pada bulan Oktober 2005, Coca-Cola dan peningkatan investasi di Israel oleh membeli 51 persen pada pengendalian Tavor Winery.

Produk yang masih berafiliasi dengan Coca Cola adalah; Dr Pepper, Fanta, Fruitopia, Kia Ora, Lilt, Sprite, Sunkist dan Schweppes

Johnson & Johnson

Tahun 1998, wakil perusahaan Johnson & Johnson, Roger S. Fineon mendapatkan penghargaan Jubilee Award dari Perdana Menteri (PM) Israel, Benyamin Netanyahu. Ini adalah penghargaan tertinggi yang pernah diberikan oleh Israel terhadap individu, organisasi, melalui hubungan perdagangan dan investasi, serta dianggap ikut memperkuat ekonomi Israel.

Satu perusahaan dengan Johnson & Johnson yang produknya banyak dipakai di Indonesia adalah Nestle.

Nestlé

Perusahaan ini lahir di akhir abad 19 di Swiss. Didirikan oleh Henri Nestlé, seorang ahli kimia Jerman yang berdomisili di Vevey. "Nestlé" berarti sarang burung kecil (little nest). Logo itu menjadi lambang rasa aman, kasih sayang, kekeluargaan dan tradisi.

Perusahaan Nestlé terus mengembangkan produk-produknya dan kemudian menjadi pelopor beberapa produk seperti susu kental di Eropa tahun 1905, susu coklat tahun 1929, kopi instant tahun 1938 dan lain-lain.

Di Indonesia Nestlé dikenal dengan sebutan "Tjap Nona" (sekarang "Nestlé Milkmaid"). Kantor pusat Nestlé di Swiss, Nestlé S.A., bersama sejumlah mitra lokal mendirikan anak perusahaan di Indonesia pada bulan Maret 1971. Saat ini PT.Nestlé Indonesia mengoperasikan tiga pabrik yang berlokasi di daerah Tangerang (Banten), Panjang (Lampung), dan Kejayan (Jawa Timur). Beberapa merek produk Nestlé yang dipasarkan di Indonesia antara lain : susu bubuk Nestlé Dancow, kopi instant Nescafé, Nestlé Milo, Nestlé Bubur Bayi, Kit Kat, Polo, permen FOX, susu Dancow, Maggie dan Susu Cap Nona.

REVLON

Catatan Forbes, sang pemodal dan milyader perusahaan itu, Ronald Perelman, adalah seorang Zionis. Juga pemilik dunia hiburan dan Forbes. Dia dikenal pendukung utama Zionis. Paham dari Yahudi yang sangat anti –Islam. Ia juga anggota The Simon Wiesenthal Center , kelompok Zionisme ternama di dunia dan kerap mempromosikan Israel.

Menghias Hati dengan Menangis

Segala puji bagi Allah subhanahu wa ta’ala, Rabb semesta alam.
Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad shalallahu ‘alaihi wassalam, keluarga, para sahabat, dan orang-orang yang mengikuti beliau hingga akhir zaman.

“Andai kalian mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Indahnya hidup dengan celupan iman. Saat itulah terasa bahwa dunia bukan segala-galanya. Ada yang jauh lebih besar dari yang ada di depan mata. Semuanya teramat kecil dibanding dengan balasan dan siksa Allah swt.

Menyadari bahwa dosa diri tak akan terpikul di pundak orang lain

Siapa pun kita, jangan pernah berpikir bahwa dosa-dosa yang telah dilakukan akan terpikul di pundak orang lain. Siapa pun. Pemimpinkah, tokoh yang punya banyak pengikutkah, orang kayakah. Semua kebaikan dan keburukan akan kembali ke pelakunya.

Maha Benar Allah dengan firman-Nya dalam surah Al-An’am ayat 164. “…Dan tidaklah seorang membuat dosa melainkan kemudharatannya kembali kepada dirinya sendiri; dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. Kemudian kepada Tuhanmulah kamu kembali, dan akan diberitakan-Nya kepadamu apa yang kamu perselisihkan.”

Lalu, pernahkah kita menghitung-hitung dosa yang telah kita lakukan. Seberapa banyak dan besar dosa-dosa itu. Jangan-jangan, hitungannya tak beda dengan jumlah nikmat Allah yang kita terima. Atau bahkan, jauh lebih banyak lagi.

Masihkah kita merasa aman dengan mutu diri seperti itu. Belumkah tersadar kalau tak seorang pun mampu menjamin bahwa esok kita belum berpisah dengan dunia. Belumkah tersadar kalau tak seorang pun bisa yakin bahwa esok ia masih bisa beramal. Belumkah tersadar kalau kelak masing-masing kita sibuk mempertanggungjawabkan apa yang telah kita lakukan.

Menyadari bahwa diri teramat hina di hadapan Yang Maha Agung

Di antara keindahan iman adalah anugerah pemahaman bahwa kita begitu hina di hadapan Allah swt. Saat itulah, seorang hamba menemukan jati diri yang sebenarnya. Ia datang ke dunia ini tanpa membawa apa-apa. Dan akan kembali dengan selembar kain putih. Itu pun karena jasa baik orang lain.

Apa yang kita dapatkan pun tak lebih dari anugerah Allah yang tersalur lewat lingkungan. Kita pandai karena orang tua menyekolah kita. Seperi itulah sunnatullah yang menjadi kelaziman bagi setiap orang tua. Kekayaan yang kita peroleh bisa berasal dari warisan orang tua atau karena berkah lingkungan yang lagi-lagi Allah titipkan buat kita. Kita begitu faqir di hadapan Allah swt.

Seperti itulah Allah nyatakan dalam surah Faathir ayat 15 sampai 17, “Hai manusia, kamulah yang berkehendak kepada Allah; dan Allah Dialah yang Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji. Jika Dia menghendaki, niscaya Dia musnahkan kamu dan mendatangkan makhluk yang baru (untuk menggantikan kamu). Dan yang demikian itu sekali-kali tidak sulit bagi Allah.”

Menyadari bahwa surga tak akan termasuki hanya dengan amal yang sedikit

Mungkin, pernah terangan-angan dalam benak kita bahwa sudah menjadi kemestian kalau Allah swt. akan memasukkan kita kedalam surga. Pikiran itu mengalir lantaran merasa diri telah begitu banyak beramal. Siang malam, tak henti-hentinya kita menunaikan ibadah. “Pasti, pasti saya akan masuk surga,” begitulah keyakinan diri itu muncul karena melihat amal diri sudah lebih dari cukup.

Namun, ketika perbandingan nilai dilayangkan jauh ke generasi sahabat Rasul, kita akan melihat pemandangan lain. Bahwa, para generasi sekaliber sahabat pun tidak pernah aman kalau mereka pasti masuk surga. Dan seperti itulah dasar pijakan mereka ketika ada order-order baru yang diperintahkan Rasulullah.

Begitulah ketika turun perintah hijrah. Mereka menatap segala bayang-bayang suram soal sanak keluarga yang ditinggal, harta yang pasti akan disita, dengan satu harapan: Allah pasti akan memberikan balasan yang terbaik. Dan itu adalah pilihan yang tak boleh disia-siakan. Begitu pun ketika secara tidak disengaja, Allah mempertemukan mereka dengan pasukan yang tiga kali lebih banyak dalam daerah yang bernama Badar. Dan taruhan saat itu bukan hal sepele: nyawa. Lagi-lagi, semua itu mereka tempuh demi menyongsong investasi besar, meraih surga.

Begitulah Allah menggambarkan mereka dalam surah Albaqarah ayat 214. “Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: ‘Bilakah datangnya pertolongan Allah?’ Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.”

Menyadari bahwa azab Allah teramat pedih

Apa yang bisa kita bayangkan ketika suatu ketika semua manusia berkumpul dalam tempat luas yang tak seorang pun punya hak istimewa kecuali dengan izin Allah. Jangankan hak istimewa, pakaian pun tak ada. Yang jelas dalam benak manusia saat itu cuma pada dua pilihan: surga atau neraka. Di dua tempat itulah pilihan akhir nasib seorang anak manusia.

“Pada hari ketika manusia lari dari saudaranya, dari ibu dan bapaknya, dari isteri dan anak-anaknya. Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang cukup menyibukkannya.” (QS. 80: 34-37)

Mulailah bayang-bayang pedihnya siksa neraka tergambar jelas. Kematian di dunia cuma sekali. Sementara, di neraka orang tidak pernah mati. Selamanya merasakan pedihnya siksa. Terus, dan selamanya.

Seperti apa siksa neraka, Rasulullah saw. pernah menggambarkan sebuah contoh siksa yang paling ringan. “Sesungguhnya seringan-ringan siksa penghuni neraka pada hari kiamat ialah seseorang yang di bawah kedua tumitnya diletakkan dua bara api yang dapat mendidihkan otaknya. Sedangkan ia berpendapat bahwa tidak ada seorang pun yang lebih berat siksaannya daripada itu, padahal itu adalah siksaan yang paling ringan bagi penghuni neraka.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Belum saatnyakah kita menangis di hadapan Allah. Atau jangan-jangan, hati kita sudah teramat keras untuk tersentuh dengan kekuasaan Allah yang teramat jelas di hadapan kita. Imam Ghazali pernah memberi nasihat, jika seorang hamba Allah tidak lagi mudah menangis karena takut dengan kekuasaan Allah, justru menangislah karena ketidakmampuan itu.

Mazz adeeth minta maaf apabila terdapat kekurangan/kesalahan dalam penulisan ini, karena dangkalnya pengetahuan dalam mendalami Islam sebagai agama yang dicintai. Semua hanya berpulang kepada niat baik dan didasari hati yang ikhlas, tulus, serta niat ingin berbagi.

Wallahu a’lam bish-shawab.

Smoga bermanfaat.
Amieeeen,.61x.

وألسـلام عليكم ورحمة الله وبركات


Mazz Adeeth ألفقير إلل


CIREBON, Senin 05 Oktober 2009.