NEW UPDATE

PERSIAPAN MENJELANG RAMADHAN

Para shahabat membagi waktu dalam setahun ini menjadi dua bagian, enam bulan menjelang Ramadan, mereka sibuk untuk melakukan persiapan menjelang Ramadhan, enam bulan setelah Ramadhan mereka gunakan untuk mengevaluasi dan memohon pada Allah agar amal ibadah di bulan Ramadhan tersebut dapat bernilai dan diterima oleh Allah. Persiapan-persiapan apa saja yang shahabat contohkan sehingga ketika kita memasuki bulan puasa tersebut, kita dalam keadaan siap lahir bathin dan akan memperolah hasil maksimal disisi Allah.

Hendaknya kita menyambut bulah suci ini dengan suka cita dan penuh kerinduan sehingga dapat menumbuhkan motivasi/semangat dalam menjalankan segala amal ibadah di bulan tersebut.

Menyempurnakan segala kekurangan yang ada pada masa yang lalu

sempurnakanlah hutang-hutang puasa ramadhan yang lalu

selesaikanlah segala utang piutang yang telah jatuh tempo dan janganlah sungkan untuk bertanya pada sesama
rekan mengenai hutang-hutang kita, dikhawatirkan tanpa kita
sadari ada hutang yang belum terbayar, walaupun jumlahnya kecil janganlah dianggap sepele.


perbaikilah hubungan antar manusia dengan silaturahim dan saling memaafkan

Bacalah kembali buku-buku mengenai Fiqhusshaum (hukum-hukum puasa) sehingga dalam melaksanakannya kita merasa yakin bahwa ibadah yang kta lakukan sesuai dengan yang disyariatkan, tidak hanya ikut-ikutan, dan akan bernilai tinggi disisi Allah karena dilakukan atas dasar ilmu.

Pada saat bulan Ramadhan, jadwal waktu makan kita, tidur dan segala aktivitas kita akan berubah, yang secara otomatis akan berpengaruh dengan tubuh kita, oleh karena itu dibutuhkan persiapan fisik yang prima sehingga perubahan jadwal aktivitas tersebut tidak mengurangi etos kerja kita. Janganlah puasa Ramadhan ini dijadikan kambing hitam untuk mentolerir penurunan etos kerja kita.

Persiapan terakhir yang tidak kalah penting adalah persiapan materi untuk memenuhi kebutuhan sepanjang bulan ramadhan dan untuk keperluan berinfaq dan shodaqoh, kebutuhan ini harus dipenuhi terutama bagi orang-orang berni'at untuk beri'tikaf (berdiam di mesjid dengan tujuan untuk mendekatkan diri pada Allah swt).

KEISTIMEWAAN BULAN RAMADHAN

Ketika bulan sya'ban akan berakhir dan Ramadhan segera menjelang, Rasulullah saw memberikan bekalan ruhani kepada para shahabat mengenai bulan suci Ramadhan. Rasulullah menganjurkan kepada para shahabat untuk memperbanyak melakukan amal ibadah karena ibadah pada bulan Ramadhan nilai pahalanya akan dilipatgandakan hingga 700 kali lipat atau lebih, Rasulullah juga menganjurkan sekali untuk memberi makanan berbuka (iftor) kepada orang-orang yang berpuasa karena bagi orang tersebut akan mendapat pahala dari orang yang diberi bukaan tanpa mengurangi pahala orang tersebut.
Shahabat bertanya : Ya, rasulullah saya tidak mempunyai apa-apa yang berharga untuk diberikan kepada orang yang berpuasa, Rasulullah menjawab : Sediakanlah apapun yang kau punya walaupun hanya sepotong kurma, seteguk air ataupun segelas susu asam.

Keistimewaan-keistimewaan lain yang dapat kita peroleh pada bulan Ramadhan adalah:

Ramadhan merupakan bulan yang permulaannya penuh rahmat, pertengahannya penuh dengan ampunan dan akhirnya penuh dengan kebebasan dari api neraka

Allah akan mengampuni dosa-dosa yang terdahulu bagi orang-orang yang melakukan puasa semata-mata karena keimanan dan mengharapkan keridhaan Allah.

Terbukanya pintu-pintu syurga dan tertutupnya pintu-pintu neraka.

Ibadah wajib yang dilakukan pada bulan Ramadhan akan
dilipatgandakan nilai pahalanya, dan bila melakukan ibadah sunah pahalanya sama dengan ibadah wajib.

Di dalam bulan Ramadhan tersebut ada satu malam yang dinamakan malam lailatul qadr yang barang siapa beribadah pada malam tersebut nilai pahalanya lebih dari beribadah selama 1000 bulan.

Marhaban Ya Ramadhan, Welcome Ramadhan

"Ya Allah berikan kepada kami barakah pada bulan Rajab, Sya'ban dan berikanlah kami kesempatan untuk berjumpa kembali dengan RamadhanMu
yang suci...kabulkanlah ya Allah..."

Ungkapan di atas merupakan untaian do'a yang dilantunkan oleh para shahabat enam bulan sebelum orang-orang yang di cintai Allah tersebut bertemu dengan bulan Ramadhan. Bisa kita bayangkan betapa berharga dan istimewanya Ramadhan bagi mereka sehingga kedatangannya sangat dinanti dan dirindukan, hingga Rasulullah menyatakan: "sekiranya
ummmatku mengetahui akan kandungan yang dibawa bulan Ramadhan, maka semuanya akan berharap agar sepanjang tahun berisi hanya bulan Ramadhan ". Bagaimana dengan kita, apakah Ramadhan merupakan suatu hal yang special di hati kita ?

Menyambut Ramadhan dengan Kegembiraan

Sebentar lagi tamu kita yang mulia bulan Ramadhan akan segera tiba. Kita semua sibuk mempersiapkan diri menyambut bulan yang penuh berkah tersebut. Mempersiapkan diri menyambut Ramadhan dengan baik-baik adalah amalan yang sangat mulia. Para ulama sholeh terdahulu senantiasa mengkonsentrasikan diri menyambut Ramadhan dengan penuh keseriusan. Rasulullah s.a.w. pernah berpesan kepada umatnya :"Akan segera datang kepada kalian bulan Ramadhan, bulan yang penuh keberkahan. Allah s.w.t. bersama kalian pada bulan itu, maka diturunkanlah rahmat, diampuni dosa-dosa dan dikabulkan do'a dan permintaan. Allah melihat kalian berlomba-lomba dalam kebaikan, lalu diikutkan bersama kalian malaikat-malaikat. Maka tunjukkanlah kepada Allah kebaikan diri kalian, sesungguhnya orang yang rugi adalah mereka yang tidak mendapatkan rahmat Allah". Dalam al-Quran juga ditegaskan : "Demikianlah (perintah Allah). Dan barangsiapa mengagungkan syi'ar-syi'ar Allah, maka sesungguhnya itu dari ketakwaan hati.

Berikut ini adalah sebagian sikap-sikap terpuji yang dilakukan para ulama sholeh terdahulu dalam menyambut bulan suci Ramadhan:

1. Dengan kegembiraan dan kebahagiaan.

Mereka selalu berharap datangnya Ramadhan dan ingin segera menyambutnya dengan kegembiraan dan kebahagiaan. Yahya bin Abi Katsir meriwayatkan bahwa orang-orang salaf terdahulu selalu mengucapkan doa:"Ya Allah sampaikanlah aku dengan selamat ke Ramadhan, selamatkan Ramadhan untukku dan selamatkan aku hingga selesai Ramadhan". Sampai kepada Ramadhan adalah kebahagiaan yang luar biasa bagi mereka, karena pada bulan itu mereka bisa mendapatkan nikmat dan karunia Allah yang tidak terkira.

2. Dengan pengetahuan yang dalam.

Puasa Ramadhan merupakan salah satu rukun Islam yang wajib dilaksanakan oleh setiap muslim. Ibadah puasa mempunyai ketentuan dan aturan yang harus dipenuhi agar sah dan sempurna. Sesuatu yang menjadi prasyarat suatu ibadah wajib, maka wajib memenuhinya dan wajib mempelajarinya. Ilmu tentang ketentuan puasa atau yang sering disebut dengan fikih puasa merupakan hal yang wajib dipelajari oleh setiap muslim, minimal tentang hal-hal yang menjadi sah dan tidaknya puasa.

3. Dengan doa

Bulan Ramadhan selain merupakan bulan karunia dan kenikmatan beribadah, juga merupakan bulan tantangan. Tantangan menahan nafsu untuk perbuatan jahat, tantangan untuk menggapai kemuliaan malam lailatul qadar dan tantangan-tantangan lainnya. Keterbatasan manusia mengharuskannya untuk selalu berdo’a agar optimis melalui bulan Ramadhan.

4. Dengan tekad dan planning yang matang untuk mengisi Ramadhan

Niat dan azam adalah bahasa lain dari planning. Orang-orang soleh terdahulu selalu merencanakan pengisian bulan Ramadhan dengan cermat dan optimis. Berapa kali dia akanmengkhatamkan membaca al-Quran, berapa kali sholat malam, berapa akan bersedekah dan membari makan orang berpuasa, berapa kali kita menghadiri pengajian dan membaca buku agama. Itulah planning yang benar mengisi Ramadhan, bukan hanya sekedar memplaning menu makan dan pakaian kita untuk Ramadhan. Begitu juga selama Ramadhan kita bertekad untuk bisa meraih taubatun-nasuuha, tobat yang meluruskan.

Ramadhan: Siapkan Fisik dan Materi

Hal yang juga penting untuk kita persiapkan dalam menyongsong bulan Ramadhan adalah mempersiapkan fisik dan finansial kita. Puasa Ramadhan merupakan ibadah fisik yang memerlukan tenaga dan kondisi badan yang fit dan sehat wal afiat. Siang hari kita harus meninggalkan makan dan minum padahal juga harus melakukan pekerjaan rutin kita sehari-hari. Malam hari kita melakukan sholat tarawih, sholat malam dan ibadah lainnya dan menjelang Subuh kita juga harus bangun untuk bersahur. Itu semuanya memerlukan tenaga dan jerih payah.
Singkatnya, fadlilah dan keutamaan Ramadhan secara sempurna tidak akan mudah kita dapatkan kalau kondisi fisik kita tidak sempurna dan fit. Untuk itu, menjelang Ramadhan kita harus siapkan fisik kita baik-baik agar pada saat Ramadhan datang nanti, kita siap secara fisik, sehat badan dan rohani. Menjaga kesehatan adalah bagian dari ajaran agama. Oleh karena itu berulang kali Rasulullah s.a.w. mengingatkan umatnya agar meminta kesehatan kepada Allah dan menjaganya supaya tidak merugi, karena kesehatan adalah salah satu modal terpenting kita untuk bisa beribadah. Orang yang merugi adalah yang tidak menggunakan kesehatannya untuk kebaikan dan yang lebih rugi lagi tidak menjaga kesehatannya. Rasullah s.a.w. bersabda dalam hadist sahih riwayat Tirmidzi "Dua nikmat Allah yang di situ banyak orang merugi, yaitu nikmat kesehatan dan waktu luang" . Ya karena banyak orang menyia-nyiakan kesehatan dan waktu luangnya untuk hal-hal yang tidak bermanfaat.

Kalau prasyarat kesehatan sudah kita penuhi, namun tetap diuji dengan sakit, maka janganlah berkecil hati karena niat kita untuk berbuat baik telah didengar oleh Allah. Alam sebuah hadist riwayat Bukhari Muslim Rasulullah s.a.w. bersabda:"Apabila seorang hamba sakit atau bepergian, maka Allah menulis untuknya pahala seperti yang ia lakukan saat sehat dan di rumah"

Kemudian yang harus kita perhatikan menyongsong bulan Ramadhan adalah persiapan finansial kita. Bukan untuk membeli kebutuhan berbuka dan sahur yang mewah dan mahal. Tapi untuk menopang ibadah sedekah dan infak kita.

Bulan Ramadhan adalah sedekah, bulan infak dan bulan menolong saudara kita yang miskin dan kekurangan. Bulan Raamdhan adalah bulan membantu saudara kita yang membutuhkan. Dalam riwayat Bukhari dan Muslim, dari Ibnu Abbas:"Rasulullah adalah orang yang paling dermawan, tapi beliau lebih dermawan pada bulan Ramadhan saat beliau kedatangan Jibril. Saat itu kedermawaan Rasulullah seperti angin yang berhembus" . Artinya beliau memberikan apa saja untuk sedekah seakan seperti angin yang tidak peduli hambatan, terus berhembus.

Beliau juga mengatakan:"Barang siapa memberi buka puasa kepada orang yang berpuasa, maka kepadanya diberikan pahala sama dengan orang yang berpuasa dengan tanpa berkurang sedikitpun". Terakhir, Rasulullah s.a.w. bersabda:"Sesungguhnya di dalam sorga terdapat satu kamar yang luarnya kelihatan dari dalamnya dan dalamnya kelihatan dari luarnya". Sahabat bertanya:"Untuk siapa itu wahai Rasulullah? "Untuk orang yang membaguskan perkataan, memberi makan, melestarikan puasa dan sholat malam pada saat orang-orang terlelap tidur".